Headline

Pramono Minta Kemacetan di Tanjung Priok Tak Boleh Terulang

INDOPOSCO.ID – Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas kemacetan parah di Tanjung Priok, Jakarta Utara meski bukan akibat langsung dari aktivitas Pemprov Jakarta.

“Kemacetan disebabkan lonjakan truk hingga 7 ribu unit per hari dan menilai hal ini mencerminkan ketidakprofesionalan pengelola pelabuhan,” katanya kepada wartawan, Sabtu (19/4/2025).

Pramono telah memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memberi teguran keras kepada Pelindo dan menegaskan kejadian serupa tidak boleh terulang di masa mendatang.

Gubernur Pramono menegaskan bahwa alasan lonjakan truk akibat libur panjang dan Idulfitri tidak dapat dijadikan pembenaran atas kemacetan parah selama tiga hari di Tanjung Priok.

Ia menuntut agar kejadian serupa tidak terulang, dan telah memberikan permintaan maaf terbuka dari Pelindo kepada Pemerintah Provinsi Provonsi Jakarta dan masyarakat yang terdampak.

“Kemacetan selama tiga hari di Tanjung Priok tak boleh terulang,” ucapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno menyebut kemacetan parah di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 17 April 2025, mencerminkan kegagalan tata kelola transportasi dan logistik nasional.

Menurutnya, antrean 8 kilometer mencerminkan gagalnya integrasi moda transportasi nasional, di mana angkutan barang berbasis rel ditinggalkan akibat mahalnya biaya operasional dan lemahnya dukungan kebijakan pemerintah.

“Kebijakan pembangunan yang timpang, hanya fokus pada sisi laut tanpa memperhatikan kapasitas sisi darat, turut memperparah persoalan,” katanya kepada INDOPOSCO.ID pada Sabtu (19/4/2025).

Kepala KSOP Tanjung Priok, M. Takwim Masuku, menyatakan kemacetan parah di Tanjung Priok dipicu lonjakan aktivitas bongkar muat menjelang libur panjang 18–20 April 2025.

“Meskipun operasional di area common gate dan NPCT1 berjalan normal, peningkatan drastis volume bongkar muat hingga 4.000 TEUs—dua kali lipat dari biasanya—menjadi pemicu utama kemacetan,” ucapnya. (fer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button