Polemik Gelar Doktor Menteri Bahlil, Pengamat: Pertaruhkan Kredibilitas Kampus UI

INDOPOSCO.ID – Keputusan Universitas Indonesia (UI) menganulir gelar dan disertasi Bahlil Lahaladia sudah tepat. Pasalnya, tidak akan berisiko bagi pendidikan tinggi Indonesia.
Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Politic and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie melalui gawai, Senin (10/3/2025). Apalagi, menurut dia, UI kampus yang punya reputasi yang di akui di Asia bahkan di dunia.
“DPR kan sudah kritik gelar doktor Bahlil, jelas menciderai sistem pendidikan Indonesia,” katanya.
Ia menduga disertasi Bahlil bukan buatannya. Salah satunya IPK (indeks prestasi kumulatif) Bahlil 2,7.
“Mana mungkin diterima UI yang punya klasifikasi pendidikan minimal cum laude atau IPK 3,5- 4,” katanya.
“Dia pikir menjabat Menteri ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) kemudian bisa dengan mudah mendapatkan kompensasi (doktor),” imbuhnya.
Ia menilai banyak pelanggaran akademik pada kasus gelar doktor tersebut. Untuk itu dewan guru besar UI harus sangat profesional dalam menangani kasus ini.
“Saya sebagai dosen yang pernah ngajar di sejumlah kampus, saya yakin Bahlil tak akan mampu menulis disertasi selain copy paste tulisan orang. Tesis (S2) saja barangkali dia tak mampu menulisnya apalagi disertasi,” ungkapnya.
“Kredibilitas kampus UI dipertaruhkan dengan kasus ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, gelar Doktor Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, yang baru saja diperoleh dari Universitas Indonesia (UI) pada 16 Oktober 2024, kini menghadapi masalah serius.
Gelar doktornya yang diraih dengan predikat cumlaude di program studi Kajian Strategik dan Global, dengan disertasi berjudul ‘Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia’, ditangguhkan.
Penundaan ini terjadi setelah UI menemukan dugaan pelanggaran etik dan akademik, termasuk indikasi plagiarisme yang cukup tinggi, mencapai 95 persen kemiripan dengan karya tulis lain (plagiarisme). (nas)