Pilkada Jakarta akan Hadirkan Head to Head Anies -Ahok, Ini Analisa Pengamat Politik

INDOPOSCO.ID – Pengamat Politik Universitas Nasional (UNAS) Jakarta Selamat Ginting menilai, peluang pertarungan ulang atau rematch antara dua mantan Guburnur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) sangat sukar terjadi. Sebab, PDIP bukan pemenang Pileg di Jakarta.
Perolehan suara PDIP pada Pileg DPRD DKI Jakarta tahun 2024 menurun dibanding dengan Pileg 2019. Partai berlambang kepala banteng itu meraih 850.174 suara, berbeda ketika beberapa tahun lalu mampu meraup 1.336.344 suara.
PDIP berada di urutan kedua Pileg DPRD DKI Jakarta 2024, sementara posisi pertama ditempati Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendapat 1.012.028 suara.
“Peluang terjadinya tanding ulang antara Anies dan Ahok sangat muskil terjadi. Tipis sekali,” kata Ginting melalui pesan elektronik, Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Raihan suara PDIP berdampak terhadap jumlah kursi di DPRD DKI Jakarta. Artinya partai besutan Megawati Soekarnoputri tidak memiliki golden tiket dalam Pilkada 2024, mereka harus butuh dukungan parpol lain.
“Apalagi PDIP hanya memiliki 15 kursi, potensi tidak akan bisa maju kalau tidak ada partai yang tidak mau masuk ke dalam barisannya,” ujar Ginting.
Apalagi partai koalisinya ketika Pilpres hanya PPP yang tidak lolos ke DPR, jadi serba sulit bagi PDIP jika hendak usung kadernya sendiri di Pilkada Jakarta. Meski tingkat keterpilihan Ahok dalam jajak pendapat cukup baik. “PDIP dalam posisi sulit,” nilai Ginting.
Belum lagi persoalan hukum yang pernah menimpa Ahok tahun 2016 silam, tentu menjadi pembelajaran berharga dan dapat menyulitkannya kembali bersaing berebut kursi “Jakarta 1”.
“Sehingga walaupun Ahok elektabilitasnya nomor 2 di bawah Anies, tapi tidak memungkinkan lagi untuk bisa maju apalagi Ahok itu hukumannya inkrah bahwa dia terbukti bersalah dalam kasus penistaan agama,” imbuh Ginting. (dan)