Pengamat: Publik Kecewa dan Nilai Ada Diskriminatif pada Kebijakan Wajib PCR

INDOPOSCO.ID – Perubahan kebijakan test polymerase chain reaction (PCR) pada pengguna jasa transportasi udara secara cepat dipengaruhi oleh tekanan publik. Pernyataan tersebut diungkapkan pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah di acara daring, Selasa (2/11/2021).
Menurut dia, kebijakan tes PCR dilakukan oleh sekelempok orang. Namun karena berhadapan dengan publik, maka kebijakan tersebut pun dicabut.
“Indikator perubahan disebabkan oleh publik terlihat kebijakan ini (PCR) berubah cepat,” katanya.
“Perubahan cepat itu, dari PCR harga Rp2 juta, turun Rp1 juta, turun lagi Rp450 ribu dan turun menjadi Rp275 ribu. Ini indikasi publik bahwa kebijakan ini tidak ada perencanaan matang,” imbuhnya.
Baca Juga: Laboratorium yang Tak Patuhi Aturan Harga Tes PCR Bakal Kena Sanksi
Trubus menjelaskan, kebijakan publik tidak hanya merujuk pada pertimbangan epidemiologi saja. Akan tetapi juga harus mempertimbangan politik dan ekonomi.
“Tidak mudah kemudian kebijakan hanya semata-mata berdasarkan epidemiologis saja. Kan publik bisa saja melakukan penolakan dengan melakukan gugatan,” katanya.
“Ini artinya apa? Masyarakat tidak puas, kecewa dan merasa ada diskriminatif,” imbuhnya. (nas)