Freeport Bawa Musik Papua ke Panggung Dunia: M.A.C dan Papua Original Guncang Java Jazz 2025

INDOPOSCO.ID – Musik etnik Papua menggema di panggung internasional melalui penampilan energik dua grup musik muda asal Papua, M.A.C (Music Anak Coment) dan Papua Original, dalam ajang BNI Java Jazz Festival 2025.
Kehadiran mereka bukan hanya sekadar pertunjukan seni, melainkan bagian dari misi budaya yang diusung oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membuka jalan bagi talenta muda Papua agar dikenal di kancah global.
Sebagai salah satu festival musik jazz terbesar di Asia, Java Jazz yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta, menjadi panggung bergengsi yang mempertemukan musisi dari berbagai belahan dunia. Penampilan M.A.C dan Papua Original di hari kedua festival pada Sabtu (31/5) menjadi sorotan karena mengangkat musik etnik Papua yang dikemas dengan aransemen modern nan enerjik.
Tak hanya tampil memukau, PTFI juga menggandeng puluhan mahasiswa Papua yang sedang menempuh studi di Jabodetabek serta komunitas seni Papua untuk hadir langsung dan merasakan pengalaman berskala internasional, sekaligus memperluas jejaring kreatif mereka.
Kolaborasi Budaya dan Musik Modern
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengatakan bahwa keterlibatan seniman Papua di panggung besar seperti Java Jazz adalah bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat pemberdayaan komunitas seni Papua secara berkelanjutan.
“Musik adalah bahasa universal yang menyuarakan kekayaan budaya. Lewat dukungan ini, kami ingin membuka akses lebih luas bagi para seniman muda Papua agar bisa menampilkan karya mereka secara global. Kami percaya, Papua memiliki kekuatan budaya yang mampu memikat dunia,” ujar Tony.
Papua Original Bawa Semangat Yospan ke Tengah Penonton
Grup Papua Original berhasil mencuri perhatian ribuan penonton dengan membawakan lagu-lagu bernuansa Papua seperti Dapapopero, Status & Apuse, Amabusurya, hingga No Woman No Cry. Tak hanya bernyanyi, mereka mengajak penonton menari Yospan—tarian pergaulan khas Papua—melalui lagu Asaibori dan Tambatan Cinta.
Vokalis Papua Original, Vien Reyes, Dommy, dan Acel, mengungkapkan kebanggaan mereka atas kesempatan tampil di panggung sekelas Java Jazz.
“Kami merasa ini adalah tonggak penting dalam perjalanan kami bermusik. Terima kasih kepada Freeport Indonesia yang telah percaya bahwa musik Papua bisa menjadi jembatan mengenalkan keindahan tanah Papua kepada dunia,” ujar mereka.
M.A.C Buktikan Musik Papua Bisa Diterima Semua Kalangan
Grup M.A.C juga sukses memanaskan panggung dengan lagu-lagu seperti Sa Trakan Bosan, Sa Coba Mo Lupa, Baku Bawa, dan tentunya Cuma Saya yang membuat penonton larut dalam tarian dan nyanyian bersama.
Vokalis utama M.A.C, Morde Sawaki, menyebut kesempatan tampil di Java Jazz sebagai pencapaian luar biasa dalam karier mereka.
“Ini awal dari langkah besar kami. Kami ingin buktikan bahwa musisi dari Papua punya kualitas dan karakter unik yang bisa memperkaya industri musik Indonesia dan dunia. Terima kasih kepada Freeport Indonesia atas kepercayaan dan dukungan nyata kepada generasi muda Papua,” ujar Morde.
Tembaga: Unsur Tak Terlihat di Balik Megahnya Panggung Musik
Selain membawa talenta muda Papua ke pentas dunia, kehadiran PTFI di Java Jazz 2025 juga mengusung misi edukasi publik tentang peran tembaga—komoditas utama yang ditambang dan diolah oleh Freeport Indonesia—dalam mendukung industri musik dan kehidupan modern.
Menurut Tony Wenas, tembaga memiliki peran krusial dalam berbagai aspek pertunjukan musik, mulai dari alat musik seperti saxophone dan trombon (yang mengandung hingga 85% tembaga), sistem audio dan pencahayaan, hingga perangkat teknologi seperti ponsel yang digunakan merekam konser.
“Tembaga adalah jantung dari inovasi modern. Dari alat musik hingga teknologi digital, keberadaannya mendukung seluruh aspek kehidupan kita, termasuk di balik megahnya panggung Java Jazz,” tegas Tony.
Freeport Indonesia: Bertumbuh Bersama Papua
Sebagai perusahaan tambang tembaga terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia, PTFI terus berkomitmen untuk bertumbuh bersama masyarakat Papua. Lewat praktik pertambangan berkelanjutan dan program sosial yang nyata, PTFI tidak hanya fokus pada eksplorasi sumber daya alam, tetapi juga pembangunan manusia dan budaya.
Tentang PT Freeport Indonesia (PTFI)
PTFI merupakan afiliasi dari Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang beroperasi di kawasan mineral Grasberg, Papua. PTFI saat ini mengelola tambang bawah tanah block caving terbesar di dunia dan memasarkan produk tembaganya ke pasar domestik dan internasional. (srv)