Gaya Hidup

Sinar Dalam Kelemahan Hidupku

INDOPOSCO.ID – Setiap langkah yang diambil oleh seorang ibu memancarkan cahaya dalam kehidupan anak-anaknya, bahkan di saat kegelapan menimpa. Demikian juga yang terjadi dalam kisahku.

Ketika aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, hidupku diwarnai oleh sebuah kejadian yang mengguncang bumi dan langitku, orang tuaku bercerai. Ibu, menjadi satu-satunya penopang keluarga, dengan ketabahan yang tak terkira menghadapi badai yang menerjang.

Kami menetap di sebuah rumah kecil di pinggiran kota, jauh dari kemewahan dan kenyamanan. Ibu bekerja sebagai asisten rumah tangga di perumahan mewah di sekitar kami. Meski pendapatan tidak menentu, ia selalu berusaha untuk menyediakan makanan yang cukup dan menghibur untukku.

Sejak kecil, aku tumbuh dalam cinta kasih yang melimpah. Meski terkadang harus bekerja hingga larut malam, ibu selalu menyempatkan waktu untuk bercerita padaku sebelum tidur. Ceritanya tentang perjuangan hidupnya menginspirasi aku untuk menjadi lebih kuat dan lebih baik setiap harinya.

Namun, tidak semua hari cerah seperti yang kudamba. Saat ibu jatuh sakit, dunia terasa hancur di hadapanku. Tetapi meski badannya lemah karena sakit, semangatnya tetap membara.

Ia tidak pernah menyerah, bahkan ketika badannya sudah tak mampu lagi. Bagi ibu, aku adalah segalanya. Aku adalah alasannya untuk bertahan.

Tetapi di balik kekuatannya, terkadang aku merasa takut pada ibu. Terkadang, ketika kesalahan kecil terjadi, ia marah dan menunjukkan kekecewaannya. Aku sering merasa terjatuh di hadapannya, tetapi aku tahu di balik ketegasannya, ada kasih sayang yang mendalam. Ia hanya ingin aku menjadi yang terbaik.

Setiap hari, ketika aku pulang sekolah, ibu sudah menunggu di rumah dengan makanan yang lezat. Aku melihat kelelahan di matanya, tetapi ia tidak pernah mengeluh. Ia hanya ingin melihat senyum di wajahku.

Meski tidak mampu memberikan yang terbaik secara materi, ibu memberiku cinta yang tulus. Ketika aku jatuh sakit, ia begadang di sampingku, merawatku dengan penuh kasih sayang. Ketika aku meraih prestasi di sekolah, ia menjadi yang pertama memberikan pelukan hangat dan ucapan selamat.

Namun, di usiaku yang memasuki masa remaja, hubungan kami mulai mengalami gesekan. Aku sering merasa frustasi dengan keterbatasan hidup kami dan mulai memberontak terhadap ibuku. Namun, ibu tetap sabar dan memahami. Dia tidak pernah marah padaku, melainkan selalu mencoba untuk memahami alasan di balik perasaanku.

Tapi pada suatu hari, kesabaran ibuku hampir mencapai batasnya. Aku mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hatinya tanpa sadar. Itu adalah momen yang membuatku menyadari betapa berharganya ibu dalam hidupku. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjadi anak yang lebih baik, untuk menghargai segala pengorbanannya.

Suatu malam, aku terbangun dari tidurku dan melihat ibu duduk sendirian di ruang tamu. Wajahnya pucat dan matanya berkaca-kaca. Tanpa berkata-kata, aku mendekatinya dan memeluknya erat.

Aku merasakan betapa besar cintanya padaku, betapa besar pengorbanannya untukku. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan menjadi anak yang lebih baik, yang akan membuat ibuku bangga. Ibu adalah sosok yang tidak pernah berhenti berdoa untuk kebaikan kami.

Setiap malam sebelum tidur, aku melihatnya duduk di samping tempat tidur sambil menundukkan kepala dalam doa. Dia memohon kepada Tuhan untuk memberkahi kami dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Doa-doa itu adalah bekal yang memberiku kekuatan di saat-saat sulit.

Ketika aku mengingat kembali masa kecilku, aku tidak bisa tidak tersenyum melihat bagaimana ibu selalu berusaha memberikan yang terbaik meski dalam keterbatasan. Bahkan saat kami hanya bisa makan nasi dengan lauk sederhana, dia selalu menyulapnya menjadi hidangan yang lezat dan membuatku merasa berharga.

Tidak hanya itu, ibu juga selalu mendukung impian-impianku. Meski kadang terdengar tidak masuk akal bagi banyak orang, dia selalu percaya bahwa aku bisa meraih apa pun yang aku inginkan. Dukungan dan keyakinannya menjadi pendorongku untuk tidak pernah menyerah dan terus berjuang. Namun, ada saat-saat ketika kehidupan mengajarkanku bahwa tidak semua hal berjalan sesuai rencana.

Ada kegagalan dan rintangan yang harus aku hadapi, tetapi ibuku selalu ada di sampingku, memberiku dukungan dan dorongan untuk bangkit kembali. Dia adalah orang yang selalu membuatku percaya bahwa ada cahaya di ujung setiap kegelapan.

Saat aku merasa lelah dan ingin menyerah, ibu selalu mengingatkanku bahwa kekuatan sejati datang dari kegigihan dan ketabahan. Dia adalah contoh nyata tentang bagaimana kita bisa bangkit dari keterpurukan dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Tidak hanya sebagai ibu, tapi juga sebagai seorang teman, ibu selalu hadir untuk mendengarkan ceritaku, memberikan nasihat, dan memberiku dukungan tanpa syarat. Dia adalah orang pertama yang aku tuju saat aku memiliki masalah atau ingin berbagi kebahagiaan. Rasanya sangat nyaman memiliki sosok seperti ibu dalam hidupku.

Meski hidup kami tidak selalu mulus, ibu selalu mengajarkan ku untuk bersyukur atas segala hal yang kami miliki. Dia selalu menekankan pentingnya untuk menghargai apa yang kita punya dan tidak pernah berputus asa dalam menghadapi cobaan.

Saat aku melihat betapa kuatnya ibu menghadapi segala tantangan, itu membuatku sadar bahwa tidak ada yang mustahil jika kita memiliki tekad dan semangat yang kuat. Dia adalah teladan yang mengajarkan aku tentang arti sebenarnya dari keberanian dan ketabahan.

Setiap kali aku melihat ibu tersenyum, itu adalah pengingat bagiku bahwa hidup ini indah meski penuh dengan ujian. Dia adalah sumber inspirasi dan motivasiku untuk terus melangkah maju meski ada rintangan di depanku.

Hari ini, ketika aku duduk di samping meja belajarku dan melihat foto ibuku yang terpajang di sampingnya, aku merasa bersyukur memiliki ibu seperti dia dalam hidupku. Dia adalah pilar kesabaran dan kekuatan dalam kegelapan hidupku, yang selalu memberiku cahaya dan harapan. Aku berjanji untuk selalu menghormatinya dan membuatnya bangga.

Ibu, terima kasih atas segala pengorbananmu. Terima kasih telah menjadi ibu yang selalu ada di setiap langkah hidupku. Aku menyayangimu lebih dari apapun di dunia ini. Semoga Tuhan selalu memberkahimu dengan kesehatan dan kebahagiaan selamanya. Aku berjanji untuk menjadi anak yang lebih baik setiap harinya, untuk menghargai segala yang telah kamu lakukan untukku. Aku mencintaimu, Ibu. (srv)

Penulis : 
Hilalia Kani Juliana,
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button