Ini Cara Pertolongan pada Penderita Gagal Jantung Kongestif

INDOPOSCO.ID – Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Jambi, dr. Evi Supriadi, Sp.JP mengatakan, dampak dari gagal jantung kongestif sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.
“Jadi penderita gagal jantung perlu menjalani pengobatan yang kontinyu secara tepat. Ini bertujuan untuk menghindari komplikasi,” ujar dr. Evi melalui edukasi kesehatan dalam live Instagram milik Siloam Hospitals Jambi, Kamis (25/3/2021).
Alumnus Universitas Padjadjaran Bandung ini melanjutkan, gagal jantung merupakan kumpulan gejala atau syndroma klinis. Hal yang biasa dialami oleh pasien adalah mengeluhkan mudah lelah, termasuk menaiki anak tangga menjadi cepat lelah.
Dalam beberapa kasus, banyak ditemui pada saat sekarang pasien penyakit jantung tidak hanya pada usia 40 tahun sampai usia lanjut, tapi pada usia middle age, yaitu sekitar 30 tahun juga ada.
Adapun, gejala awal yang timbul adalah merasakan sesak dan mudah lelah, batuk bahkan sampai lebih sering ke kamar mandi. Umumnya dengan keluhan seperti ini, masyarakat pada umumnya belum ingin memeriksakan diri ke dokter.
“Dengan mengetahui gejala awal, sepatutnya segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari komplikasi penyakit gagal jantung yang mengganggu kesehatan dan bahkan bisa mengancam nyawa,” jelas dr. Evi. yang juga merupakan salah satu Dokter Konsultan Intervensional untuk tindakan kateterisasi jantung di Siloam Hospitals Jambi.
Jika mengalami gejala awal yang telah disampaikan hingga adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, maka segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Ada empat kelas terjadinya gagal jantung. Kelas 1, bisa beraktifitas seperti orang normal. Kelas 2, mulai terganggu saat beraktifitas. Kelas 3, aktifitas makan, mandi sudah mulai merasakan sesak dan lelah. Dan kelas 4, sudah tidak bisa beraktifitas sama sekali. Hanya berbaring dengan kondisi sesak dan lelah.
“Jadi obat paling mujarab adalah dengan mencegah, sebisa mungkin hindari bagaimana supaya kita tidak berhubungan dengan obat-obatan,” pungkasnya. (arm)