Gaya Hidup

Terapi Oksigen Hiperbarik bagi Penyembuhan Pasien Covid-19

INDOPOSCO.ID – Terapi Oksigen Hiperbarik merupakan salah satu metode pengobatan yang dilakukan melalui proses oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi.

“Prinsip terapi pengobatan adalah membantu kinerja organ tubuh guna memperbaiki jaringan yang rusak dengan meningkatkan kapasitas aliran oksigen murni ke jaringan tubuh,” kata Dr. dr Mendy Habitie Oley SpBP-RE (k) dari Siloam Hospitals Manado, melalui edukasi webinar kesehatan, di Kota Manado, Selasa (23/2/2021).

Dalam pengembangan fungsi lainnya, Terapi Oksigen Hiperbarik mampu membantu penyembuhan bagi pasien yang terpapar Covid-19, termasuk penyakit lainnya, seperti decompression sickness, infeksi, kronis, diabetes, luka terbakar, penyakit pendengaran, migrain, neuro, cancer dan lainnya.

Namun, perlu diperhatikan kondisi pasien sebelum menjalani terapi ini, di antaranya seperti fobia akan ruangan tertutup, asma, demam, paru kronis, kelainan sel darah merah, gangguan pada ‘Tuba Eustachius’, dan pneumothorax yang belum terobati.

Sementara, Dokter Spesialis Dalam Siloam Hospitals Manado, dr Christian Kawengian Sp.PD., mengatakan, Terapi Oksigen Hiperbarik salah satu cara atau bagian farmakologis, yaitu pemberian instalasi oksigen dengan konsentrasi 100 persen pada tekanan lebih dari 1 atmosfer absolut (1.5 – 3.0 ATA).

Ia menjelaskan, berdasarkan study case series yang dilakukan, Terapi Oksigen Hiperbarik pada pasien terpapar Covid-19 mampu menghasilkan peningkatan oksigenasi jaringan, anti inflamasi, modulasi ‘stem cell’, efek anti platelet/anti trombotik, dan penurunan jumlah virus akibat ROS.

“Selama terapi tersebut yang dipantau adalah EKG, Okumetriz, temperatur, tekanan darah, POZ, tekanan Cuff ETT dan tentunya AED dan paddle atau efek terbakar. Efek samping yang harus diperhatikan di sini adalah pulmonar dan neurologis,” katanya.

Adapun Terapi Oksigen Hiperbarik diberikan dengan jeda respirasi udara normal, denurunan durasi terapi kurang dari 2 jam setiap kalinya, dan pemberian tekanan di bawah ambang batas Toksisitas Neural. Dengan begitu, dapat disimpulkan terapi ini meningkatkan oksiginasi jaringan sehingga terjadi modulasi jaringan, inflamasi, mobilisasi ‘stem cell’, penurunan viral load, efek anti trombotik, dan terapi ini merupakan modalitas terapi yang dapat berpotensi untuk dimanfaatkan dalam penanganan Covid-19 dan long Covid-19. (arm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button