Ekonomi

PGE Siap Bangun Ekosistem Panas Bumi di Indonesia

IIGCE 2025

INDOPOSCO.ID – Ajang tahunan terbesar industri panas bumi, The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, kembali digelar di Jakarta pada Rabu (17/9/2025). PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) berpartisipasi untuk meneguhkan komitmennya dalam mendukung swasembada dan ketahanan energi nasional.

Pembukaan IIGCE 2025 yang dilaksanakan di Jakarta International Convention Center (JICC) turut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, serta jajaran tokoh lainnya. Ajang ini menjadi forum bagi pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha untuk membahas pengembangan potensi serta berbagi praktik terbaik dalam pengelolaan panas bumi.

Pada kesempatan ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan energi terbarukan saat ini dibutuhkan secara global, karena semakin banyak industri yang memprioritaskan produk ramah lingkungan.

“Nantinya, panas bumi itu tidak hanya disuplai untuk konsumsi rumah tangga, tetapi akan menjadi konsumsi industri mulai dari hilir hingga hulu sehingga permintaannya akan makin besar lagi. Pemerintah secara konsisten berkomitmen untuk mendukung energi baru terbarukan yang tertuang dalam RUPTL ( Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2025–2034, di mana porsi EBT meningkat menjadi 69,5 gigawatt (GW),” ujarnya.

Selaras dengan agenda tersebut, Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi, mengatakan pemerintah telah berhasil mempercepat proses perizinan panas bumi.

“Perizinan yang tadinya 1,5 tahun sudah kita percepat menjadi hanya 7 hari melalui Online Single Submission (OSS). Dalam 5 tahun ini, kita berharap mempercepat dan menambah kapasitas 1 GW, sehingga pemanfaatan panas bumi Indonesia menjadi nomor satu di dunia. Dengan semua sumber daya yang ada, kita juga dapat menjadi tempat belajar bagi negara-negara lain,” ungkapnya.

Beyond Electricity

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi menekankan ajang IIGCE menjadi kesempatan bagi PGE untuk membuka diskusi mengenai peluang bisnis panas bumi di luar kelistrikan (off-grid).

“Analisis kami menunjukkan potensi komersial yang tinggi dalam bisnis off-grid, termasuk green hydrogen dan green ammonia yang pasar domestiknya diprediksi akan tumbuh signifikan di 2030. Hal ini menjadi kesempatan yang penting untuk ditangkap oleh PGE,” katanya.

Faktor ini yang kemudian melandasi strategi beyond electricity PGE. “Saat ini kami sedang mempersiapkan ekosistem green hydrogen. Di Indonesia, Pertamina menjadi satu-satunya yang memiliki rantai proses end-to-end, mulai dari panas bumi, elektrolisis, infrastruktur midstream, hingga offtaker,” tambahnya.

Target 1 GW

PGE fokus dalam mewujudkan target 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan dan 1,7 GW pada 2034. Sejalan dengan itu, PGE juga telah mengidentifikasi potensi panas bumi hingga 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola secara mandiri.

“Angka ini bukan sekadar data teknis, tetapi cerminan dari besarnya peluang yang dimiliki Indonesia untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Lebih dari itu, potensi ini dapat menjadi motor penggerak transisi menuju energi bersih,” jelas Julfi.

Melalui gelaran yang berlangsung pada 17–19 September ini, PGE siap berperan aktif dalam membahas strategi penguatan industri panas bumi.

“Beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2, proyek eksplorasi (greenfield) Gunung Tiga, groundbreaking pilot project green hydrogen (hidrogen hijau) Ulubelu, serta pengembangan proyek lainnya menjadi bukti nyata komitmen kami dalam mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi,” kata Julfi.

Setelah beroperasi penuh pada Juni lalu, PLTP Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 megawatt (MW) telah diresmikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Sebagai pionir pengembangan energi panas bumi di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 MW dari enam wilayah operasi. PGE juga tengah mengembangkan sejumlah proyek strategis seperti PLTP Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta beberapa proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.

IIGCE 2025 merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Panasbumi Indonesia (API/INAGA) dengan dukungan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM. Tahun ini, IIGCE mengusung tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth.” (srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button