Ekonomi

Larangan COO Danantara pada Direksi BUMN Menuai Pujian Publik

INDOPOSCO.ID – Pernyataan Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria di acara Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Executive Breakfast Meeting (Ika Fikom Unpad-EBM) dengan tema Kuartal Pertama Danantara terkait lima pesan untuk direksi-direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat sambutan baik dari berbagai pihak.

Lima hal tersebut, kata Dony adalah tidak boleh berutang budi, tidak boleh ditekan pihak mana pun dalam bekerja, dilarang main golf di hari kerja karena buruk di mata publik, tidak boleh memiliki protokol dalam jumlah besar, dan istri direksi dilarang ikut campur urusan kantor.

Pernyataan Dony tersebut disambut baik oleh berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa kebijakan itu merupakan kebijakan positif yang harus dijalankan oleh para pejabat BUMN.

Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, misalnya. Ia menilai kebijakan yang kerap dipesankan oleh Dony kepada direksi-direksi BUMN itu merupakan kebijakan bagus yang harus dijalankan.

“Ini kebijakan bagus, perlu didukung. Selain mendorong efisiensi dan efektifitas kerja, ini juga mengirim pesan yang sangat positif kepada komunitas bisnis dan masyarakat luas,” ujarnya dalam keterangannya.

Pegiat antikorupsi yang juga eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Lakso Anindito juga menilai pesan yang disampaikan oleh Dony tersebut cenderung positif.

Lakso berpendapat, larangan tersebut merupakan langkah yang baik sebagai simbol optimalisasi perbaikan BUMN.

“Penting bahwa penguatan komitmen anti-korupsi melalui sistem, misalnya dengan konsistensi pengambilan keputusan sesuai prinsip business judgement rule memiliki tingkat urgensi yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk mencegah penggunaan berbagai sarana untuk melanggar prinsip integritas,” kata Lakso dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, pengamat komunikasi publik dari Universitas Padjajaran Dadang Rahmat Hidayat melihat Dony ingin menumbuhkan kepercayaan publik yang kuat dengan kebijakan-kebijakan terhadap direksi BUMN tersebut.

“Menurut saya itu untuk menunjukkan profesionalisme, karena esensi dari institusi bisnis negara ini adalah trust, jadi kalau hilang ya sudah dan hilang atau tidaknya trust ini by means of communication adalah dengan komunikasi tersebut yang di mana kegiatan-kegiatan itu bisa menimbulkan persepsi ketidakpercayaan,” kata dia.

Sebelumnya, dalam acara IKA Fikom Unpad, pada Rabu (18/6/2025), di Jakarta, Dony menyampaikan, ia kerap berpesan terhadap direksi-direksi BUMN agar tidak menimbulkan persepsi yang tidak bagus di masyarakat.

“Saya bilang sama mereka saya tidak suka orang main golf di hari kerja. Bukan apa-apa, saya bilang itu memberikan persepsi tidak bagus kepada masyarakat,” tegasnya.

“Juga saya tidak ingin istri direksi terlibat dalam urusan kantor, seperti menentukan dekorasi atau acara karena kantor bukan warisan orang tua,” lanjutnya.

Dony menjelaskan hal-hal mendasar seperti disiplin dan sikap profesional sebenarnya adalah hal yang sederhana, tetapi menentukan perilaku seseorang di lingkungan kerja. Ia mencontohkan perubahan positif yang ia lihat pada para talenta di lingkungan BUMN.

Terkait hal itu, Ketua IKA Fikom Unpad Hendri Satrio (Hensa) menilai banyak hal positif yang disampaikan Dony terkait dengan Danantara dalam acara tersebut.

Ia pun menyampaikan, diskusi tersebut berjalan secara hangat dan Dony menyampaikan poin-poin terkait dengan Danantara secara terbuka.

“Saya menilai yang dinyatakan Dony terkait dengan Danantara sejalan dengan visi Presiden Prabowo, Dony sangat memahami arah kebijakan Presiden dan disampaikan secara lugas termasuk sejumlah peringatan bagi Direksi BUMN. Sudah benar itu, saya dukung,” pungkas Hensa yang juga dikenal sebagai analis di bidang komunikasi politik. (rmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button