Tanamkan Kepedulian Lingkungan Sejak Dini, Sekolah Adiwiyata Dibangun di Wilayah Terluar
MedcoEnergi

INDOPOSCO.ID – Pendekatan pelatihan guru, fasilitasi sarana-prasarana ramah lingkungan, dan integrasi isu lingkungan dalam kurikulum untuk mendukung terwujudnya sekolah yang ramah lingkungan dan berdaya saing. Sehingga melahirkan generasi peduli lingkungan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Manager Field Relations & Community Enhancement Block B, Kemal A. Massi dalam sesi diskusi Indonesia Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) 2025, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (20/5/2025).
Ia mengatakan, pengembangan Sekolah Adiwiyata bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan kepada generasi muda sejak usia dini.
“Sekolah adalah titik awal membentuk karakter generasi masa depan yang sadar dan peduli terhadap keberlanjutan,” ujar Kemal.
Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi), melalui anak usahanya Medco E&P Natuna Ltd, mengembangkan Sekolah Adiwiyata untuk membangun generasi peduli lingkungan di Kepulauan Anambas, wilayah terluar Indonesia yang terletak di Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Dalam ajang IPA Convex 2025, MedcoEnergi menghadirkan perwakilan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Putik, Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, salah satu sekolah binaan yang telah meraih predikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten, serta menorehkan berbagai prestasi di bidang edukasi dan inovasi lingkungan.
Program Sekolah Adiwiyata merupakan bentuk dukungan MedcoEnergi terhadap gerakan nasional Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Pada kesempatan yang sama, Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Putik, yang juga motor penggerak program, Siti Kamilah mengaku bangga menjadi bagian dari transformasi ini.
“Dari sekolah yang dahulu gersang dan tidak tertata, kini berubah menjadi pusat pembelajaran yang hijau, bersih, dan membanggakan,” katanya.
Sejak implementasi program, menurut Siti, sekolahnya mengalami perubahan signifikan. Volume sampah berkurang hingga 40 persen, penghematan listrik dan air mencapai 25 persen, dan ekosistem pesisir mulai dipulihkan dengan penanaman 200 bibit mangrove.
“Siswa dan guru juga menunjukkan peningkatan partisipasi dalam aksi-aksi lingkungan berskala lokal hingga nasional,” ujarnya. (nas)