
INDOPOSCO.ID – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan kembali menggelar The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) di Nusa Dua, Bali pada 20-22 September 2023 mendatang.
Perhelatan ke-4 yang akan dilaksanakan ini diharapkan bisa mendorong peningkatan investasi di sektor hulu migas serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan, pembangunan ekonomi yang terus tumbuh membutuhkan ketersediaan energi, termasuk minyak dan gas. Kebutuhan minyak dan gas hingga 2050 secara prosentase akan turun, tapi secara volume terus meningkat dan tentu butuh waktu untuk dapat menggantikannya.
“Tidak hanya kecukupan, tetapi juga keterjangkauan sehingga produksi migas nasional harus terus ditingkatkan,” kata Nanang pada konferensi pers road to ICIOG 2023 di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Peningkatan produksi migas membutuhkan investasi, berdasarkan data SKK Migas, dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi di sektor hulu migas terus mengalami kenaikan dengan target tahun ini mencapai USD15,5 miliar.
“Hingga 2030 secara rata-rata dibutuhkan investasi USD18 miliar per tahun. Realisasi investasi dalam 3 tahun terakhir yang terus meningkatkan menunjukkan iklim investasi hulu mgias di Indonesia terus membaik, namun harus terus diperbaiki karena Indonesia saat ini masih menempati peringkat 9 dari 14 negara di Asia Pasifik dari segi daya tarik investasi,” beber Nanang.
Menurutnya, isu-isu yang masih menghambat upaya-upaya untuk meningkatkan daya tarik investasi di sektor hulu migas perlu segera dicarikan solusinya. Saat ini target pemboran sumur pengembangan sebanyak 991 sumur dengan prognosa bisa diselesaikan 919 sumur.
“Jika investasi terus meningkat, maka suatu saat pemboran sumur pengembangan bisa mencapai di atas 1.000 sumur, sehingga perlu disiapkan juga mengenai perizinan, lahan, lingkungan dan sosial masyarakat lainnya,” kata Nanang.
Chairman of Organizing Committee ICIOG 2023, Mohammad Kemal mengatakan, ada empat konsep yang diangkat dalam ICIOG 2023, yakni Energy Security, Attracting Investment, Dynamic Market, serta Energy Transition.
“Kondisi perekonomian dunia, trilema energi, tren investasi, serta peran gas sebagai energi transisi bisa menjadi momentum bagi industri hulu migas Indonesia untuk meningkatkan produksi, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Pastinya, target mencapai produksi di 2030 tentu tidak mudah dan butuh cara-cara yang tidak biasa. Makanya, SKK Migas menyelenggarakan acara ICIOG setiap tahun untuk mendapatkan dukungan dan masukan terkait dengan kondisi terkini di global, lokal, serta hal-hal lain yang mempengaruhi hulu migas.
Menurut Kemal, ICIOG 2023 menargetkan kehadiran 1.500 peserta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Acara ini juga akan diikuti peserta dari lembaga negara/pemerintah, para ahli, institusi keuangan, penyedia jasa, investor, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Sejumlah nama penting akan hadir sebagai pembicara kunci, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.(rmn)