Ekonomi

Harga Minyak Merosot, Hentikan Kenaikan Dua Hari Berturut-Turut

INDOPOSCO.ID – Harga minyak turun sekitar USD2 pada akhir perdagangan Kamis (25/8) atau Jumat (26/8) pagi WIB, menghentikan kenaikan dua hari berturut- turut tertekan kemungkinan kembalinya ekspor minyak Iran yang dikenai sanksi ke pasar global dan di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan melemahkan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober kehilangan USD2,37 atau 2,5 persen, menjadi menetap di USD92,52 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot USD1,88 atau 1,9 persen, menjadi ditutup pada USD99,34 per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca Juga : OPEC Turunkan Perkiraan Ekonomi Global dan Permintaan Minyak 2022

Para pedagang mempertimbangkan kemungkinan kesepakatan nuklir Iran, yang dapat membawa minyak Iran kembali ke pasar.

Pembicaraan antara Uni Eropa, Amerika Serikat dan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 terus berlanjut, dengan Iran mengatakan pihaknya telah menerima tanggapan dari Amerika Serikat terhadap teks “final” Uni Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.

“Tidak ada yang ingin terjun ke sini dan berkomitmen pada posisi ukuran ketika Anda bisa disergap oleh berita utama Iran pada saat tertentu,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, mengutip volume perdagangan yang tipis selama tahap tersebut seperti dikutip oleh Reuters, Jumat (26/8).

Investor juga menunggu pernyataan yang dijadwalkan pada Jumat waktu setempat oleh Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di Simposium Kebijakan Ekonomi Fed Kansas City di Jackson Hole, Wyoming, dilansir Antara.

“(Pasar) sedikit khawatir tentang apa yang akan dikatakan Jerome Powell besok tentang kenaikan suku bunga,” kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures di Chicago.

Sementara itu, pelaku minyak menilai prospek pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.

Menteri Energi Arab Saudi mengindikasikan awal pekan ini bahwa ada keterputusan antara harga berjangka dan fundamental, dan bahwa OPEC+ memiliki sarana untuk menghadapi tantangan pasar termasuk memotong produksi kapan saja dan dalam bentuk yang berbeda.(mg2)

Back to top button