Ekonomi

Emas Jatuh Terseret Penguatan Dolar dan Kenaikan “Yields” Obligasi AS

INDOPOSCO.IDEmas merosot pada akhir perdagangan Selasa (31/5) atau Rabu (1/6) pagi WIB, karena penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menekan permintaan untuk logam kuning yang dipatok dalam mata uang Amerika Serikat (AS) dan mencatat kerugian bulanan kedua berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Maret 2021.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD8,9 atau 0,48 persen menjadi ditutup pada USD1.848,40 per ounce, berbalik melemah dari kenaikan selama dua hari berturut-turut.

Emas berjangka terdongkrak USD3,4 atau 0,18 persen menjadi USD1.857,30 pada Jumat (27/5), setelah terangkat USD1,3 atau 0,07 persen menjadi USD1.847,60 pada Kamis (26/5), dan anjlok USD19,1 atau 1,02 persen menjadi USD1.846,30 pada Rabu (25/5).

Baca Juga : Emas Menguat, Pasca Dolar Melemah

Bursa Comex ditutup pada Senin (30/5) untuk hari libur Memorial Day, demikian dikutip Antara, Rabu (1/6).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,08 persen menjadi 101,7510. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS naik menjadi 2,85 persen karena investor terus menimbang kenaikan inflasi.

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dalam pidatonya di Frankfurt, Jerman, pada Senin (30/5), ia mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin selama “beberapa pertemuan” berikutnya. Dia juga mengatakan akan mendukung kenaikan yang melebihi level “netral”, saat ini dipatok sekitar 2,5 persen untuk suku bunga pinjaman acuan Federal Reserve.

Waller adalah salah satu pejabat Federal Reserve yang paling hawkish.

Rekan Waller, Presiden Fed New York John Williams, dan Presiden Fed St. Louis James Bullard akan berbicara di acara terpisah pada Rabu (1/6) waktu setempat. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester akan membahas prospek ekonomi sehari kemudian.

Pasar saat ini memperkirakan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pinjaman acuan ke kisaran antara 2,5 persen dan 2,75 persen, sejalan dengan tingkat netral. Namun demikian, jika inflasi terus meningkat, Federal Reserve dapat melangkah lebih jauh.

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Ketua Fed Jerome Powell tentang inflasi pada Selasa (31/5). Biden berjanji akan mematuhi independensi bank sentral AS.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 40,8 sen atau 1,85 persen, menjadi ditutup pada USD21,688 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik USD25,3 atau 2,68 persen, menjadi ditutup pada USD968,30 per ounce.(mg1)

Back to top button