Arief Rosyid Hasan, Nekat Melancong ke Jakarta hingga Jabat Komisaris BSI

INDOPOSCO.ID – Menduduki jabatan komisaris bukanlah hal yang mudah. Perlu keilmuan dan skill yang matang karena bertugas mengawasi jalannya perusahaan, apalagi di bawah naungan pemerintah.
Hal itu juga dirasakan oleh M. Arief Rosyid Hasan yang kini menduduki Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI). Untuk menjabat komisaris harus rela meninggalkan tanah kelahirannya di Makassar, Sulawesi Selatan melancong ke Jakarta.
Pria lulusan Fakultas Kedokteran di Universita Hasanuddin itu, datang ke Jakarta dengan niatan tulus mengabdi di sebuah organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) pada tahun 2010.
Untuk menyambung hidup, dia membuka praktik dokter gigi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat hingga berhasil menjadi klinik percontohan di Indonesia.
Dari keberhasilannya itu, Arief kemudian dipercaya menahkodai Pengurus Besar (PB) HMI dengan melalui tiga jalur pemilihan. Mengingat pada saat itu, tensi persaingan menjadi ketua tinggi.
“2010 begitu masuk Jakarta aktif mengurus HMI dan buka praktek dokter gigi. Jadi 2010 sampai 2012 aktif di organisasi dan praktek dokter gigi hingga jadi percontohan di Indonesia,” katanya saat jadi narasumber di Podcast NGACO (Ngobrol ala Indoposco), Rabu (29/12/2021).
Seiring dengan kesuksesan prakteknya, Arief dipercaya memimpin PB HMI periode 2013 sampai 2015.
Belum lama menjabat, Arief mengaku ditawari Dahlan Iskan yang saat itu menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menduduki komisaris di salah satu perusahaan.
Namun tawaran itu ditolak, lantaran keinginan mengabdinya yang tinggi di HMI dalam membina generasi muda dan sekaligus jadi kontrol sosial bagi pemerintahan.
“Pada saat mau Kongres saya terpilih di 2013 sampai 2015. Saya juga diminta pak Dahlan Iskan untuk jadi Komisaris di BUMN. Jadi bukan kali pertama ditawari komisaris, waktu itu saya bilang ingin ngurus dulu HMI karena pecah, banyak tantangan. Saya nggak ngambil amanah itu,” paparnya.
Setelah purna di PB HMI, dia juga mengikuti organisasi kemasyarakatan seperti pengurus di Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Selepas dengan perjalanan panjangnya, pria lulusan strata dua program studi Kebijakan Kesehatan di Universitas Indonesia itu dipercaya menjadi Komisaris di Bank Syariah Mandiri tahun 2020.
Belum lama berjalan, bank yang dipimpinanya dimerger dengan dua bank lainnya menjadi BSI. Sehingga dirinya harus adaptasi dan mengikuti tes ulang untuk menjadi komisaris. Hingga akhirnya 15 Desember 2020 resmi terpilih.
“Tugas mengawasi dan menasihati. Fungsi kontrol bank sesuai koridor menjalankan visi dari pemegang saham,” terangnya.(son)