INDOPOSCO.ID – Ketersediaan telur ayam ras di dalam negeri dipastikan berada dalam kondisi aman dan berlimpah, menjadi sinyal positif bagi masyarakat di tengah meningkatnya kebutuhan pangan menjelang Ramadhan dan Lebaran 2026.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memproyeksikan pasokan telur ayam ras secara nasional masih lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat hingga momen Lebaran mendatang. Kuatnya produksi peternak dalam negeri menjadi penopang utama, sekaligus memastikan ketahanan protein hewani favorit masyarakat tetap terjaga.
“Stok telur kita secara nasional banyak. Intinya sangat memenuhi kebutuhan nasional. Secara nasional ketersediaan telur sangat banyak. Lewat Ramadhan juga aman. Surplus kita. Kita tidak ada masalah kalau telur,” ungkap Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa dalam keterangannya, dikutip pada Jumat (24/12/2024).
Di tengah sorotan terhadap potensi lonjakan permintaan, Bapanas menegaskan bahwa fluktuasi harga telur yang terjadi belakangan ini lebih disebabkan oleh faktor musiman, bukan akibat program prioritas pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut Bapanas, kontribusi MBG terhadap konsumsi telur nasional saat ini masih relatif kecil.
“Kalau saya melihat program MBG, ada pengaruhnya tapi sedikit. Saat ini namanya sedang menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), demand-nya naik hingga ada kenaikan,” jelas Ketut.
Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang diperbarui setiap bulan, kebutuhan konsumsi telur ayam ras, termasuk untuk kebutuhan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program MBG, sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi domestik. Total kebutuhan telur ayam ras nasional diperkirakan mencapai 6,487 juta ton per tahun.
Dari jumlah tersebut, kebutuhan SPPG pada 2025 diproyeksikan sekitar 127,3 ribu ton atau setara 1,96 persen dari total konsumsi nasional. Sementara itu, produksi telur ayam ras nasional justru diprediksi lebih tinggi, mencapai 6,561 juta ton per tahun.
Tak hanya itu, stok akhir tahun telur ayam ras nasional pada 2025 juga diproyeksikan mengalami lonjakan signifikan. Bapanas memperkirakan stok akhir tahun bisa mencapai 74,5 ribu ton, atau meningkat hingga 154,2 persen dibandingkan stok akhir 2024 yang tercatat 29,3 ribu ton.
Meski kondisi pasokan dinilai aman, pemerintah tetap memberi perhatian khusus pada stabilitas harga di tingkat konsumen. Harga telur ayam ras diharapkan tetap berada di kisaran Harga Acuan Penjualan (HAP) yang telah ditetapkan sebesar Rp 30.000 per kilogram.
“Secara prinsip kami sudah sering rapat dengan teman-teman peternak. Mereka komitmen tetap di range harga di peternak Rp 22.000, Rp 23.000 sampai Rp 25.000. Artinya, pedagang mestinya masih bisa menjual dengan angka Rp 30.000,” tambahnya.
Dengan produksi yang kuat, stok melimpah, serta komitmen bersama menjaga harga, pemerintah optimistis telur ayam ras akan tetap mudah diakses masyarakat sebagai sumber protein andalan hingga Lebaran tiba. (her)









