• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Gaya Hidup

Pantai Tlangoh, Bukti Perubahan Bisa Dimulai dari Pesisir Terpinggirkan

Laurens Dami Editor Laurens Dami
Selasa, 23 Desember 2025 - 10:17
in Gaya Hidup
pantai-madura

Di balik keteduhan cemara laut dan deretan hexareef yang berjejer, Pantai Tlangoh menyimpan cerita perlawanan warga menghadapi abrasi dan masa lalu sebagai tempat pembuangan sampah. Foto: Herry Rosadi / INDOPOSCO

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Pantai tak selalu lahir sebagai destinasi. Sebagian justru memulai hidupnya sebagai tempat yang dilupakan, bahkan dibuang.

Begitulah nasib Pantai Pasir Putih Tlangoh yang ada di Desa Tlangoh, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur bertahun-tahun silam. Garis pantai ini pernah menjadi titik akhir sampah rumah tangga warga pesisir. Setiap hari, limbah dibuang begitu saja, tanpa pengelolaan, tanpa rasa memiliki.

BacaJuga:

Rumah Park Na Rae di Itaewon Dilaporkan Didaftarkan Hipotek Baru oleh Perusahaan Terkait Agensi

Bintang Single’s Inferno Cha Hyun Seung Jalani Tes Sumsum Tulang di Tengah Perjuangannya Melawan Leukemia

Jelang Album Baru, BTS Bocorkan Rencana “Hal Besar”

Perubahan baru bergerak pada 2019. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) datang bukan dengan alat berat, melainkan dialog. Mereka duduk bersama kepala desa dan tokoh masyarakat, membicarakan satu gagasan sederhana namun berani, yakni menjadikan Pantai Tlangoh sebagai destinasi wisata.

Gagasan itu segera berhadapan dengan realitas. Sampah menjadi persoalan pertama. Kajian menunjukkan timbulan harian mencapai 14 kilogram (kg). Tanpa pantai bersih, pariwisata hanya akan tinggal wacana.

Pemerintah desa bersama tokoh masyarakat lalu mengambil keputusan tegas. Pembuangan sampah di Pantai Pasir Putih Tlangoh dilarang. Aturan ini menjadi fondasi awal transformasi. Disiplin sosial didahulukan sebelum infrastruktur.

Namun masalah belum selesai. Tantangan terbesar justru datang dari laut. Hasil kajian bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencatat abrasi di Pantai Tlangoh mencapai tujuh meter per tahun, angka yang menggerus harapan sama cepatnya dengan pasir.

Di tengah keterbatasan, warga dan PHE WMO membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Mereka tak hanya diajak mengelola wisata, tapi juga memahami pentingnya menjaga pesisir. Dari sinilah perubahan mulai terasa sebagai gerakan kolektif.

Inovasi kemudian hadir dalam bentuk pemecah gelombang heksagonal atau hexareef. Struktur beton berukuran 1,5 meter itu dipasang untuk menahan laju abrasi. Program ini sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, sebelum dilanjutkan kembali dengan strategi yang diperbarui.

Empat tahun berjalan, dampaknya mulai terlihat. Abrasi memang belum berhenti, tetapi lajunya melambat—dari tujuh meter menjadi sekitar lima meter per tahun.

Sebanyak 395 unit hexareef telah dipasang. Perlindungan baru membentang sekitar 300 hingga 400 meter, jauh dari kebutuhan ideal dua kilometer. Meski belum sempurna, perubahan mulai terasa di darat.

Lapak-lapak kecil bermunculan di tepi pantai. Sekitar 40 pelaku UMKM kini menggantungkan hidup dari arus wisatawan. Pantai yang dulu identik dengan bau sampah perlahan menjelma menjadi ruang ekonomi warga.

Kepala Desa Tlangoh, Kudrotul Hidayat, mengingat betul masa lalu pesisir ini. Sejak menjabat pada 2016, ia melihat bagaimana wilayah tersebut nyaris tak bernilai apa pun selain sebagai tempat pembuangan.

“Dorongan untuk berubah datang dari kebutuhan nyata, menekan pengangguran dan kemiskinan tanpa harus mendorong warganya merantau,” kata Kudrotul ditemui INDOPOSCO di Pantai Tlangoh, Senin (22/12/2025).

Dengan dukungan PHE WMO, warga dan Pokdarwis mulai menata pantai. Hasilnya sempat terasa manis. Pada 2020, ketika banyak destinasi wisata tutup akibat pandemi, Pantai Tlangoh justru ramai dikunjungi. Desa ini nyaris bebas Covid-19. Orang-orang datang untuk berendam, menghirup udara laut, bahkan menganggapnya sebagai terapi alami.

“Kami sangat berterima kasih kpada PHE WMO membantu kami di sini dengan adanya wisata ini,” jelasnya.

Dalam sepekan akhir, jumlah pengunjung bisa menembus dua ribu orang. Nama Tlangoh menyebar dari mulut ke mulut. Namun euforia itu tak berlangsung lama. Pembatasan mobilitas kembali membatasi arus wisata. Abrasi pun kembali menunjukkan dampaknya.

Pada bulan-bulan tertentu, air laut naik bersamaan dengan aliran air dari perbukitan sekitar. Drainase yang sempit membuat air bertemu di tengah kawasan pantai, menciptakan genangan luas dan memperparah abrasi. Meski belum cukup signifikan, lanjut Kudrotul, keberadaan Hexareef dianggap sangat membantu warga di Tlangoh.

“Terus terang adanya Hexareef agak mengurangi adanya abrasi,” tambahnya.

Pantai Tlangoh hari ini masih berjuang. Ia belum sepenuhnya aman dari abrasi, belum sepenuhnya mapan sebagai destinasi. Namun satu hal telah berubah: pantai yang dulu dibuang kini diperjuangkan, dan di sanalah harapan terus dibangun, satu gelombang demi satu gelombang.

Sebelumnya, Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bidang pengembangan Pantai Pasir Putih Tlangoh, Zainudin, menuturkan bahwa pantai ini sebelumnya termasuk kawasan yang rawan abrasi.

Kondisi tersebut sempat menjadi kekhawatiran masyarakat sebelum akhirnya terjalin kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), operator blok migas lepas pantai Madura.

“Salah satunya Pantai Pasir Putih Tlangoh ini termasuk pantai yang abrasi. Akhirnya dengan adanya MoU dengan PHE WMO, kami sepakat dan langsung ada motivasi untuk membuka wisata ini,” ujar Zainudin dalam kegiatan SKK Migas kunjungan lapangan media-PHE WMO, Senin (22/12/2025).

Motivasi tersebut semakin kuat setelah adanya bantuan teknologi Hexareef, struktur ramah lingkungan yang berfungsi mengurangi dampak abrasi pantai.

“Dengan bantuan seperti Hexareef ini, abrasi bisa dikurangi. Itu yang membuat kami berani membuka dan mengembangkan tempat wisata ini,” tutupnya. (her)

Tags: ITSKabupaten BangkalanPantai Tlangoh
Berita Sebelumnya

Kejagung Diminta Segera Bersih-Bersih Jaksa Nakal

Berita Berikutnya

BNNP Banten Ungkap 23 Kasus Tindak Pidana Narkoba Sepanjang 2025

Berita Terkait.

park
Gaya Hidup

Rumah Park Na Rae di Itaewon Dilaporkan Didaftarkan Hipotek Baru oleh Perusahaan Terkait Agensi

Selasa, 23 Desember 2025 - 03:18
WhatsApp Image 2025-12-22 at 22.11.36
Gaya Hidup

Bintang Single’s Inferno Cha Hyun Seung Jalani Tes Sumsum Tulang di Tengah Perjuangannya Melawan Leukemia

Selasa, 23 Desember 2025 - 02:14
bts
Gaya Hidup

Jelang Album Baru, BTS Bocorkan Rencana “Hal Besar”

Selasa, 23 Desember 2025 - 01:08
WhatsApp Image 2025-12-22 at 22.08.52
Gaya Hidup

Han Ji Min Bertemu Park Sung Hoon dan Lee Ki Taek melalui Kencan Buta dalam Drama Romansa Baru

Senin, 22 Desember 2025 - 23:44
cussons
Gaya Hidup

Pesan Hangat Cussons Baby di Hari Ibu: Bunda juga Berhak Beristirahat

Senin, 22 Desember 2025 - 23:11
citi
Gaya Hidup

7 Destinasi untuk Recharge & Reconnect di Akhir Tahun

Senin, 22 Desember 2025 - 15:05
Berita Berikutnya
bnnp-banten

BNNP Banten Ungkap 23 Kasus Tindak Pidana Narkoba Sepanjang 2025

BERITA POPULER

  • persita

    Persita vs Persik: Momentum Bangkit Pendekar Cisadane, Energi Kandang, dan Kembalinya Hokky

    927 shares
    Share 371 Tweet 232
  • Kemendagri Nobatkan Kota Kediri sebagai Kota Sangat Inovatif

    1027 shares
    Share 411 Tweet 257
  • Rumor “Hubungan” Baekhyun EXO dengan Pendiri Perusahaan K-Pop Picu Reaksi Publik

    671 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Disdukcapil Tangsel Serahkan Dokumen Kependudukan Difasilitasi IKI

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Komentar Lama Yoo Jae Suk Kembali Muncul saat Jo Se Ho dan Lee Yi Kyung Undurkan Diri

    727 shares
    Share 291 Tweet 182
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.