INDOPOSCO.ID – Hujan lebat biasanya menjadi musuh terbesar para pebalap. Namun di Sirkuit Sepang, Minggu (14/12/2025), cuaca justru berubah menjadi sekutu bagi Sean Gelael. Di tengah lintasan licin, genangan air, dan tensi tinggi, pebalap Indonesia itu tampil luar biasa pada Race 2 Asian Le Mans Series (ALMS), memperlihatkan kelasnya sebagai pembalap bermental baja.
Balapan kelas GT ini dimulai tanpa banyak kejutan bagi tim AF Corse 51. Seperti Race 1, Charly Samani mengawali lomba dari posisi ke-13. Namun belum lama roda berputar, hujan turun dan mengubah segalanya. Lintasan yang semula kering mendadak menjadi arena penuh risiko.
Insiden demi insiden tak terhindarkan. Sejumlah mobil keluar lintasan, beberapa bersenggolan, dan Safety Car berkali-kali harus masuk trek demi keselamatan. Dalam situasi itu, posisi AF Corse 51 bergerak stagnan di kisaran P14 hingga P15. Segalanya berubah ketika Sean Gelael mengambil alih kemudi.
Masuk ke trek dengan posisi P15, Sean seolah menemukan iramanya sendiri. Safety Car yang merapatkan jarak antarmobil justru menjadi peluang emas. Di lintasan basah yang masih licin, Sean mulai mempertontonkan keahliannya, tenang, presisi, dan tanpa ragu. Satu demi satu lawan dilahap.
Dari P15, ia merangsek ke top 10. Tak berhenti di sana, posisinya terus melesat ke P6, P5, hingga akhirnya bertengger di P4. Manuvernya bersih, agresif, dan membuat banyak mata terbelalak. Di tengah kondisi trek yang sulit, Sean tampil seolah sedang “menari” di atas genangan air.
Setelah menyelesaikan tugasnya dengan gemilang, Sean masuk pit dan menyerahkan mobil kepada Davide Rigon. Trek mulai mengering, tapi tekanan justru meningkat.
Rigon langsung mendapat ujian berat. Ia harus bertahan dari gempuran Alessandro Pier Guidi, sesama pebalap Italia, sesama pengendara Ferrari, dan rekan satu keluarga besar AF Corse. Duel sengit perebutan P4 berlangsung selama beberapa lap, dengan jarak yang nyaris tak pernah lebih dari satu tarikan napas.
Namun Rigon tampil solid. Tak goyah, tak tergoda, ia menjaga posisinya dengan disiplin tinggi.
Ketika hujan kembali turun sangat lebat dan kondisi trek kian memburuk, Race Director ALMS Eduardo Freitas mengambil keputusan tegas. Dengan sisa waktu sekitar 13 menit, balapan dihentikan total lewat Red Flag.
Race 2 pun resmi berakhir. AF Corse 51 finis di posisi keempat. Bukan podium, bukan kemenangan, tetapi sebuah hasil yang terasa istimewa jika melihat bagaimana balapan ini dimulai dan seberapa brutal tantangan yang dihadapi.
Lebih dari sekadar angka, Race 2 Sepang adalah simbol kebangkitan. Janji Sean Gelael untuk bangkit bukan hanya terucap, tapi ditunjukkan langsung lewat aksi nyata di lintasan.
“Alhamdulillah, terima kasih untuk semua yang telah mendoakan saya dan tim. Semua punya andil untuk hasil ini. Ini memang kerja keras tim dan semoga di Dubai kami bisa lebih baik,” ujar Sean.
Balapan kelas GT dimenangkan oleh Kessel Racing 74, sementara kelas LMP2 dan LMP3 masing-masing menjadi milik Cetilar Racing 47 dan CLX Motorsport 17.
Putaran berikut Asian Le Mans Series akan digelar di Dubai Autodrome, Uni Emirat Arab, pada 31 Januari dan 1 Februari 2026. Dengan performa seperti di Sepang, harapan itu kini bukan lagi sekadar optimisme, melainkan keyakinan. (her)









