INDOPOSCO.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepala daerah se-Indonesia menunjukkan solidaritas kepada tiga daerah yang terdampak banjir bandang dan longsor di Sumatera.
“Dalam momentum ini saya ingin sampaikan: ini waktunya kepala daerah saling membantu. Karena bencana bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Bagi daerah yang fiskalnya kuat, saya tahu masih ada yang punya simpanan. Silakan membantu, baik langsung maupun tidak langsung,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Tito mengatakan pemerintah daerah di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh sedang berada dalam situasi sulit dan membutuhkan dukungan nyata dari daerah lain. Tito mendorong daerah yang memiliki fiskal kuat turun tangan membantu penanganan bencana.
Ia mengungkapkan beberapa hari terakhir ia menerima banyak keluhan dari kepala daerah terdampak. Rata-rata anggaran belanja tidak terduga (BTT) mereka mulai menipis dan tidak lagi memadai untuk menangani kondisi darurat.
Mendagri menambahkan solidaritas antardaerah menjadi kunci penguatan ketahanan nasional. Bantuan dari daerah lain akan sangat meringankan beban bagi wilayah yang sedang berjibaku menyelamatkan masyarakatnya.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga telah menerbitkan Surat Edaran yang menjadi pedoman dalam merealisasikan kebijakan tersebut.
“Kami sudah mengeluarkan Surat Edaran pada 1 Desember sebagai payung hukum agar kepala daerah bisa memberikan hibah atau transfer bantuan atas dasar solidaritas. Jadi pada momentum ini saya berharap kepala daerah saling mendukung,” ujarnya.
Tito juga mengapresiasi daerah-daerah yang sudah lebih dulu bergerak. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, misalnya, telah mengirimkan bantuan barang untuk masyarakat terdampak di Sumatera Utara.
Selain itu, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan melalui Baznas telah menyalurkan Rp3 miliar, Pemprov Sulsel Rp1,5 miliar, dan Pemprov Kalimantan Utara Rp1 miliar.
“Bayangkan, jika 519 provinsi dan kabupaten/kota saling bersolidaritas, betapa besar dampaknya bagi percepatan penanganan bencana,” ujar Tito.
Dalam kesempatan itu, Tito menegaskan pemerintah pusat tidak akan membiarkan kepala daerah bekerja sendirian menghadapi dampak bencana.
Ia merespons sejumlah kepala daerah yang menyatakan tidak sanggup menangani bencana, dan menekankan bahwa hal tersebut bukan bentuk menyerah, melainkan pengakuan ada batas kemampuan daerah dan membutuhkan bantuan dari daerah lain ataupun pemerintah pusat.
“Mereka bukan menyerah total. Mereka tetap bekerja semaksimal mungkin, semampu mereka. Kami dari pemerintah pusat mau menyerah mau enggak, kita mendukung dari hari pertama sepenuhnya, sejak hari pertama kami mendukung sepenuhnya,” kata Tito.
Sebelumnya, beberapa kepala daerah menyampaikan keterbatasan dalam menangani dampak banjir bandang dan longsor, yaitu Bupati Aceh Tengah Haili Yoga, Bupati Aceh Selatan Mirwan MS, dan Bupati Pidie Jaya Sibral Malasyi. (ney)









