INDOPOSCO.ID – Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Aceh dan Sumatera Utara dalam masa tanggap darurat, dipastikan aman. Pernyataan tersebut diungkapkan Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin dan juga Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh.
Jika pun terjadi antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), lebih disebabkan ketidakstabilan pasokan listrik PLN. Sehingga menghambat proses pengisian dan pelayanan di SPBU. Untuk itu, masyarakat diminta tidak panik.
Menanggapi hal itu, Pakar Manajemen Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Prof Jasman J Ma’ruf meminta, agar penjualan BBM juga dibatasi. Pembatasan dilakukan, agar semua masyarakat bisa mendapatkan BBM dan untuk menghindari kepanikan dan mencegah spekulan.
”Dalam keadaan darurat ini penjualannya harus dibatasi, agar semua masyarakat bisa mendapatkannya untuk kebutuhan mereka,” jelas Jasman dalam keterangan, Kamis (4/12/2025).
Menurutnya, penanganan BBM terutama saat tanggap darurat harus ditangani secara serius. ”Yang penting Pertamina bisa memastikan tidak boleh putus di SPBU karena akan mengesankan bahwa terjadi kekosongan. Dan Saya pikir, Pertamina pandai dalam hal supply chain minyak,” ujarnya.
Begitu pula, lanjut dia, dengan pengaturan penjualan kepada masyarakat. Misalnya mengatur waktu pembelian, sehingga masyarakat tidak datang secara bersamaan. ”Sekaligus jumlah pembelian dibatasi sesuai kebutuhan satu kendaraan. Termasuk yang memakai jerigen, dibatasi pembeliannya,” ungkapnya.
Sistem tersebut, menurut dia, selain mengatasi antrean panjang, diyakini juga bisa mencegah para spekulan yang membeli BBM dengan jerigen. Sebab, pada masa tanggap darurat pembelian jerigen memungkinkan untuk kebutuhan genset masyarakat.
Hanya saja, lanjut dia, yang dikhawatirkan adalah pembelian dilakukan berulang untuk ditimbun atau dijual kembali. ”Itu yang kita khawatirkan,” ucapnya.
Dia berharap, agar pasokan listrik dari PLN bisa segera pulih. Pulihnya listrik, diyakini bisa mengurangi antrean BBM, karena mengurangi permintaan untuk genset. ”Jika listrik pulih, masyarakat kan tidak perlu antre beli minyak lagi,” kata dia.
Hal yang sama diungkapkan Direktur NEXT Indonesia Center, Herry Gunawan. Ia menilai, Pertamina sudah menjalankan fungsi sebagai BUMN untuk menjamin pasokan BBM, termasuk di Aceh dan Sumut.
Menurut dia, upaya Pertamina sejalan dengan amanat UU BUMN Nomor 16 Tahun 2025 mengenai kewajiban menyediakan dan menjamin ketersediaan barang strategis. Dia menilai, bahwa langkah cepat, koordinasi lintas lembaga, hingga strategi mitigasi distribusi menjadi bukti bahwa Pertamina menjalankan perannya sebagai BUMN strategis.
Ia menambahkan, kecukupan pasokan di daerah bencana adalah aspek yang tidak bisa ditawar. Untuk itu komitmen SPBU buka 24 jam di Sumatera Utara misalnya, dinilai positif untuk mencegah kepanikan masyarakat.
Sebelumnya, Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin mengatakan, stok BBM di Banda Aceh dalam kondisi aman. Kalau pun antrean mengular, bukan disebabkan kelangkaan pasokan, melainkan akibat ketidakstabilan suplai listrik PLN yang menghambat proses pengisian dan pelayanan di SPBU.
“Kami imbau warga tidak panik. Panic buying tidak diperlukan karena stok dijamin aman,” ujarnya, Selasa (2/12/2025) kemarin. (nas)









