INDOPOSCO.ID – Protes keras terekam dalam video amatir saat sejumlah orang korban banjir dan longsor diduga di wilayah Sumatera Barat bersitegang dengan pejabat desa baru-baru ini. Keributan itu dipicu karena warga merasa dipersulit saat hendak memperoleh bantuan dan diwajibkan menyerahkan kartu identitas sebagai syarat.
Kejadian itu terungkap setelah selebrgam kelahiran Batusangkar, Sumatera Barat bernama Ayu Wisya mengunggahnya dalam akun media sosial Instagram pribadinya @ayuwisya pada, Senin (1/12/2025).
Ia mengunggah video yang merekam korban banjir dimintai KK dan KTP ketika hendak mengambil bantuan makanan ke posko. Video itu kemudian diunggah kembali oleh akun X @neVerA**.
“Yang saya heran dan kagetkan kenapa untuk minta makan musti dipersulit. Ada oknum-oknum di posko bantuan yang minta KK , KTP,” tulis akun X @neVerA** diteruskan dari akun Instagram @ayuwisya dilihat, Rabu (3/12/2025).
Ia bahkan menyesalkan lambannya pendistribusian makanan kepada korban banjir dan longsor, sehingga makanan yang mereka terima sudah dalam kondisi tidak layak makan.
“Astaghfirullah. Mereka selamat dari bencana tapi tidak selamat dari kelaparan. Donasi makanan ditumpuk-tumpuk dan baru dibagikan malam. Dan kebanyakan sudah basi,” ucap Ayu Wisya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengaku belum mengetahui video yang beredar di media sosial itu. Namun, ia menekankan pembagian bantuan makanan kepada korban terdampak bencana harus terpenuhi.
“Saya belum lihat videonya, fokus kami sekarng warga terdampak di lapangan tercukupkan logistik permakanannya,” ucap Abdul Muhari kepada INDPOSCO melalui gawai, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Ia enggan bicara banyak soal permasalahan oknum pejabat desa di dalam video itu. Berdasar rekaman video amatir itu menunjukkan kendaraan roda empat dari salah satu instansi pemerintah melintasi kerumunam masyarakat.
“Saya belum bisa statement ya, karena itu juga bukan kendaraan log (logistik) kami,” ujar Aam disapanya.
Bencana hidrometeorologi terjadi sejak akhir November 2025, bersamaan dengan bencana serupa di Aceh dan Sumatera Utara. Hujan lebat mengguyur wilayah Pulau Sumatera pada tanggal 25-27 November 2025 menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di berbagai kabupaten.
Di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 234 orang dan 260 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Korban tersebar di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Solok, Kota Solok, dan Pesisir Selatan. (dan)









