INDOPOSCO.ID – Pakar hukum tindak pidana pencucian uang (TPPU) Yenti Garnasih mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntaskan penyelidikan dugaan korupsi terkait kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Hal itu disampaikan lantaran lembaga antirasuah itu tak kunjung meningkatkan status penanganan perkara tersebut.
Padahal KPK tengah menyelidiki dugaan penyalahgunaan lahan dalam proyek tersebut. Modus dugaan korupsi yang diendus KPK ialah adanya indikasi bahwa tanah milik negara dijual kembali ke negara oleh oknum tertentu selama proses pengadaan lahan.
“Harusnya ya tidak (mandek) begitu, bukankah sudah ada temuan-temuan baru, yaitu bahwa ada pembelian tanah yang nyatanya tanah itu milik negara dan menggunakan uang negara (BUMN),” kata Yenti kepada INDPOSCO melalui gawai, Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Ia mengingatkan pentingnya menyelesaikan penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi dalam perkara tersebut, untuk menjaga integritas KPK. “Kalau KPK ingin tetap dipercaya ya harus dilanjutkan,” ujar Yenti.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengemukakan, modus kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Dugaan sementara adanya indikasi negara membeli kembali tanah yang dijual demi pembangunan proyek itu.
“Jadi, nanti kita akan terus menelusuri adanya tanah-tanah yang diduga punya negara kemudian dijual kembali begitu, ya, dalam proses pengadaan lahan,” tutur Budi terpisah di Gedung KPK Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2025).
“Artinya negara membeli kembali yang sebetulnya tanah itu adalah milik negara. Nah, modus-modus seperti ini masih terus didalami terkait dengan pengondisian-pengondisian dalam proses pengadaan lahannya,” tambahnya.
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu menyebut dugaan rasuah dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh terkait dengan pengadaan lahan. Ada aset negara yang dijual lagi ke negara dalam proyek itu.
“Ada oknum-oknum di mana dia yang bersangkutan itu yang seharusnya ini milik negara, tapi dijual lagi ke negara,” ucap Asep Guntur Rahayu terpisah di Jakarta, Selasa (11/11/2025). (dan)









