INDOPOSCO.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan peningkatan produktivitas pangan biru untuk mendukung kebutuhan gizi masyarakat mewujudkan Generasi Emas 2045. Pangan biru merupakan sumber pangan yang berasal dari perairan, seperti ikan, kerang-kerangan, hingga rumput laut.
“Pangan biru merupakan sumber pangan kaya nutrisi khususnya omega 3 yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan janin, terutama dalam fase 1.000 hari pertama kehidupan,” terang Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Machmud dalam siaran resmi di Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
Machmud menambahkan, posisi geografis Indonesia yang memiliki wilayah laut seluas 6,4 juta km2 dan garis pantai hingga 108.000 km merupakan modal bagi pemenuhan kebutuhan protein dan kesejahteraan masyarakat. Terlebih proyeksi Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) menyatakan bahwa makanan laut hasil budidaya memiliki edible yield atau efisiensi pengolahan bahan makanan mencapai 68% dibanding sumber protein hewani lainnya.
Peningkatan produktivitas pangan biru sambungnya, diimbangi dengan sosialiasi gemar makan ikan, sehingga penyerapan produksi bisa maksimal. Pada 21 November kemarin merupakan Hari Ikan Nasional (Harkannas) dan KKP membuat rangkaian kegiatan untuk mempromosikan produk perikanan yang puncaknya berlangsung pada 23 November di Jakarta.
Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Pangan, Muhammad Mawardi memastikan pemerintah telah menyiapkan pangan biru sebagai bagian dari transformasi strategis. Adapun aspek gizi menjadi salah satu bagian dari pilar transformasi tersebut yang ditunjukkan dengan upaya mengintegrasikan pangan akuatik yang bergizi tinggi dalam program sosial/gizi nasional dan program MBG khususnya di wilayah dengan prevalensi stunting yang tinggi.
“Kami juga memberikan dukungan terhadap rantai nilai pangan akuatik dan mengurangi food waste atau kehilangan serta pemborosan pangan,” ujar Mawardi.
Sementara Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting Kemenko Pembangunan Manusia (PMK), Jelsi Natalia Marampa menegaskan pangan biru adalah jawaban dari persoalan triple burden malnutrisi atau kondisi di mana tiga masalah gizi terjadi secara bersamaan seperti kekurangan gizi (undernutrition), kelebihan gizi (overnutrition), dan kekurangan zat gizi mikro (micronutrient deficiency). Dia mengamini bahwa ikan adalah sumber protein hewani berkualitas tinggi yang kaya mikronutrien, kaya Omega-3 untuk kecerdasan serta mendukung pertumbuhan optimal serta pencegahan stunting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Karenanya, kandungan gizi yang terkandung pada ikan berguna untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. “Studi menunjukkan konsumsi ikan berhubungan dengan penurunan risiko stunting. Dengan gizi yang optimal anak akan tumbuh sehat, cerdas dan produktif serta unggul yang mampu bersaing secara global dan mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045,” tutupnya. (ney)








