INDOPOSCO.ID – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan program Direktur Mengajar. Program ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada para siswa, terutama di daerah-daerah.
Dan membangun hubungan yang lebih erat antara dunia profesional/ pemerintahan dengan institusi pendidikan. Serta mempromosikan berbagai program dan kebijakan pendidikan langsung kepada para pemangku kepentingan di lapangan, termasuk guru dan kepala sekolah.
“Pemerintah ingin karakter anak-anak menjadi baik dengan program prioritas pelatihan 7 jurus Bimbingan dan Konseling (BK) hebat,” ungkap Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Putra Asga Elevri saat mengajar di kelas 11 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Bogor, Selasa (18/11/2025).
Dengan program Direktur Mengajar, Putra mengajak siswa untuk terus berprestasi. Dengan belajar dengan keras, bersikap jujur dan pintar bergaul.
Melalui program yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada para siswa, terutama di daerah-daerah ini, Putra juga menyoroti tantangan siswa di era digital saat ini.
“Hasil penelitian di era digital saat ini menunjukkan daya konsentrasi siswa lemah dan daya tahan belajar turun,” bebernya.
Untuk itu, ia mengajak siswa untuk memanfaatkan sosial media (Sosmed) secara bijak. Caranya dengan berselancar di dunia maya terkait hal-hal yang bermanfaat. Sebab, tidak sedikit paparan sosmed dapat berdampak negatif kepada siswa.
“Dampak negatif sosmed bagi siswa itu menyebabkan kecanduan gawai, paparan konten negatif, kesehatan fisik, kemampuan interaktif menurun. Malas berpikir kritis, konsentrasi dan daya tahan belajar menurun,” ungkapnya.
“Kami mengajak siswa untuk bisa membatasi waktu bermain gadget, dengan kegiatan positif seperti belajar, membantu orang tua dan banyak bergaul,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Bogor Ismartaya mengaku mendukung 7 jurus BK hebat di sekolah. Dengan mengajak wali kelas mampu menerapkan program tersebut.
“Jadi setiap ada masalah, wali kelas kami dorong bisa menyelesaikan, tidak harus sampai ke BK atau kepala sekolah,” ujar Ismartaya.
Ia menuturkan, setiap hari siswa kerap melakukan kunjungan ke guru BK. Hanya sekedar untuk konsultasi hingga menyelesaikan masalah.
“Peran guru BK harus ditingkatkan di era digital. Caranya dengan memanusiakan manusia dan mengajak siswa ngobrol secara terbuka,” ungkapnya.
“Kami berharap dengan program ini bisa menekan kasus bullying atau perundungan di satuan pendidikan,” imbuhnya. (nas)









