INDOPOSCO.ID – Permintaan terhadap transplantasi rambut di Indonesia terus meningkat seiring bertambahnya kesadaran masyarakat akan penampilan dan rasa percaya diri. Namun, di balik tingginya minat ini, muncul fenomena yang perlu diwaspadai: semakin banyak klinik yang mengklaim menggunakan teknik Direct Hair Implantation (DHI), padahal tidak mengikuti standar resmi metode tersebut.
Metode DHI dikenal sebagai teknik transplantasi rambut modern yang minim rasa sakit, tanpa sayatan, tanpa bekas luka, serta memberikan hasil yang tampak alami. Sayangnya, banyak klinik meniru atau memodifikasi nama DHI demi menarik pasien, sehingga masyarakat perlu lebih berhati-hati agar tidak terjebak pada prosedur palsu.
Teknik DHI Asli: Standar Global dan Hasil Alami
Direct Hair Implantation (DHI) dikembangkan secara eksklusif oleh DHI Global Medical Group, lembaga medis internasional yang berdiri sejak 1970 di Athena, Yunani, yang kini memiliki lebih dari 70 klinik resmi di 45 negara dan melayani lebih dari 500.000 pasien di seluruh dunia.
Dalam prosedur DHI yang asli, setiap tahap dilakukan sesuai protokol medis internasional, mulai dari konsultasi awal, persiapan, proses implantasi, hingga perawatan pasca tindakan. Keunggulan utama Terletak pada Single-Step Implantation, yaitu proses satu langkah menggunakan DHI Implanter. Alat eksklusif ini memungkinkan dokter menanam folikel rambut tanpa membuat sayatan terlebih dahulu, sekaligus mengatur kedalaman, arah, dan sudut tumbuh rambut. Hasilnya tampak alami, minim trauma, tidak meninggalkan jaringan parut, dan memiliki tingkat keberhasilan hingga 97 persen.
Seluruh tindakan dilakukan langsung oleh dokter bersertifikasi resmi DHI Global, bukan teknisi atau asisten. Folikel rambut juga ditanam segera setelah diambil untuk menjaga tingkat kelangsungan hidup graft. Selain itu, DHI tidak mengenal istilah maximum graft karena perhitungan kebutuhan rambut dilakukan secara personal, disesuaikan dengan bentuk wajah, kondisi rambut, dan kebutuhan tiap pasien agar hasilnya tampak natural.
Bahaya DHI Palsu: Klaim Menyesatkan dan Hasil Tidak Alami
Di sisi lain, banyak klinik yang melabeli prosedur mereka sebagai “DHI” padahal hanya memodifikasi metode FUE konvensional. Prosedur ini tetap dilakukan dalam dua tahap, yaitu membuat saluran terlebih dahulu lalu memasukkan folikel, namun dipasarkan sebagai DHI demi menaikkan citra klinik.
Klinik non-resmi ini umumnya tidak mengikuti protokol sterilisasi atau standar waktu penanaman graft yang ketat. Akibatnya, pasien kerap mengeluhkan hasil yang tidak alami, seperti kepadatan rambut yang tidak merata, arah tumbuh yang salah, hingga munculnya jaringan parut yang terlihat jelas.
Tidak sedikit pula klinik yang menggunakan foto editan atau gambar dari internet untuk mempromosikan hasil yang tidak nyata. “Pemasaran seperti ini menyesatkan dan berpotensi membahayakan pasien yang tidak memahami perbedaannya,” ujar Dr. Cintawati Farmanina, M.Bio (AAM), pendiri Farmanina Hair & Aesthetic Clinic sekaligus representatif resmi DHI Global di Indonesia.
Tips Memastikan DHI Asli
Beberapa panduan yang dapat digunakan calon pasien untuk memastikan keaslian prosedur antara lain:
• Verifikasi sertifikasi resmi dari DHI Medical Group.
• Periksa foto hasil pasien asli dari klinik tersebut.
• Pastikan klinik merupakan representatif resmi DHI Global.
• Periksa perhitungan jumlah folikel secara logis dan dapat dijelaskan secara medis.
• Utamakan transparansi biaya dan informasi mengenai proses maupun risiko tindakan.
Farmanina: Representatif Resmi DHI Global di Indonesia
Di Indonesia, Farmanina Hair & Aesthetic Clinic merupakan satu-satunya klinik resmi DHI Global Medical Group. Berdiri sejak 2006, Farmanina telah menjadi pelopor transplantasi rambut modern dengan standar internasional DHI.
Farmanina memiliki jaringan klinik terluas di Indonesia, yaitu tiga cabang di Jakarta, satu di Bali, dan pada November 2025 baru saja membuka cabang baru di Surabaya. Farmanina Hair Transplant Center juga bekerja sama dengan Premium Dermalove di Batam serta Keilyn Beauty Center di Balikpapan untuk melayani tindakan transplantasi rambut.
“Kami ingin memastikan masyarakat Indonesia mendapatkan hasil transplantasi rambut yang aman, alami, dan sesuai standar global — bukan versi tiruannya,” ujar Dr. Cintawati Farmanina M.Bio (AAM), representatif resmi DHI Global untuk Indonesia.
Jika Anda ingin, saya bisa buatkan versi yang lebih singkat, versi advertorial, atau versi untuk media sosial. (ibs)









