INDOPOSCO.ID – Rabat di Maroko kembali menjadi saksi bahwa sepak bola Afrika tak pernah kehabisan cerita, bukan hanya tentang kemenangan dan kekalahan, tetapi juga tentang drama yang tak terduga.
Harapan Nigeria untuk kembali ke panggung Piala Dunia harus kandas di Maroko, pada Senin (17/11/2025) dini hari WIB. Laga playoff antara Nigeria dan Republik Demokratik Kongo seharusnya menjadi duel taktis dua raksasa Afrika, namun justru berubah menjadi malam penuh ketegangan hingga ke luar lapangan.
Nigeria membuka pertandingan dengan optimisme. Baru tiga menit berjalan, Frank Onyeka melepaskan gol cepat yang menggema ke seluruh stadion di Rabat. Akan tetapi, ritme permainan berubah saat Meschak Elia menyamakan skor pada menit ke-32. Setelah itu, laga berlangsung keras dan ketat hingga perpanjangan waktu tetap tak mampu memisahkan keduanya.
Pertarungan pun menuju babak yang paling menegangkan, adu penalti. Kongo akhirnya keluar sebagai pemenang 4-3, setelah tiga dari enam algojo Nigeria gagal. Kongo pun selangkah lagi menuju sejarah, playoff antarbenua Maret mendatang.
Namun drama terbesar justru terjadi setelah peluit akhir. Ketegangan memuncak ketika pelatih Nigeria, Eric Chelle, terlihat beradu argumen dengan staf Kongo dan pelatih Sebastien Desabre. Situasi memanas hingga sejumlah staf Super Eagles harus turun tangan untuk melerai.
Di mixed zone, Chelle kemudian mengungkapkan tudingan yang mengejutkan. Menurutnya, Kongo melakukan praktik tidak lazim saat adu penalti.
“Saat adu penalti, para pemain Kongo melakukan voodoo. Setiap saat, setiap saat, setiap saat. Jadi itulah kenapa saya merasa kesal setelahnya,” ungkap Chelle dalam wawancara kepada awak mwedia, dikutip dari unggahan di akun X ESPN Africa, Senin (17/11/2025).
Ketika wartawan menanyakan apa yang sebenarnya ia lihat, Chelle pun kemudian mengatakan hal yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri.
“Ya, sesuatu seperti itu (menggerak-gerakkan tangan ke atas seolah memegang botol). Saya tidak tahu apakah itu air atau sesuatu seperti itu,” tambahnya.
Bagi Nigeria, kekalahan ini menambah luka lama. Mereka kembali absen dari Piala Dunia, setelah sebelumnya juga gagal tampil pada edisi 2022. Terakhir kali Super Eagles merumput di ajang terbesar sepak bola dunia adalah pada 2018. Di sisi lain, Kongo membawa mimpi besar. Mereka berpeluang kembali ke Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Di malam yang dibungkus drama ini, Rabat membuktikan satu hal, sepak bola tak hanya dimainkan dengan kaki, tetapi juga dengan emosi, keyakinan, dan kisah yang terus mengalir hingga setelah lampu stadion padam. (her)









