INDOPOSCO.ID – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd., menegaskan bahwa pembangunan kependudukan tidak cukup hanya dalam bentuk infrastruktur. Dalam kegiatan Ngobrol Santai bersama ASN, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB/PLKB), dan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) di kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Sabtu (15/11/2025) Wihaji minta peningkatan kualitas manusia secara menyeluruh.
“Yang kita bangun itu bukan hanya infrastruktur. Yang kita bangun adalah manusianya. Hasilnya baru akan terlihat dalam lima hingga 15 tahun mendatang,” ujar Menteri Wihaji dalam dialog tersebut.
Menurutnya, peran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN saat ini tidak hanya terkait kontrasepsi dan Keluarga Berencana (KB), tetapi juga mencakup pengendalian penduduk serta pembangunan keluarga secara komprehensif.
“KB penting, kontrasepsi penting, tetapi tujuan besarnya adalah memastikan penduduk tumbuh seimbang melalui pendekatan yang tepat,” tambahnya
Dalam paparannya, Menteri Wihaji juga menyinggung hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 di mana angka stunting nasional berada di kisaran 19,8 persen. Kondisi tersebut, menurutnya, masih memerlukan perhatian serius mengingat dampaknya terhadap perkembangan kecerdasan anak.
“Dari 10 balita, satu masih berisiko stunting. Jika stunting, potensi IQ bisa berada di bawah 78. Ini memengaruhi daya saing generasi Indonesia ke depan,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa penurunan stunting tidak hanya ditentukan faktor gizi, namun antara lain juga pola asuh, kesehatan reproduksi remaja, dan kesiapan keluarga.
Menteri Wihaji juga menyoroti perubahan pola interaksi keluarga akibat teknologi digital. Ia mengingatkan para orang tua untuk meningkatkan komunikasi dengan anak di tengah penggunaan gawai yang semakin intens.
“Anak bisa memegang gawai 7–8 jam sehari. Interaksi dengan orang tua berkurang, padahal ketahanan keluarga dibangun dari komunikasi,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Wihaji memaparkan lima program percepatan (quick wins) yang sedang digulirkan BKKBN, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING); Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA); Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI); AI Super Apps tentang Keluarga (direncanakan rilis 25 Desember); dan program Lansia Berdaya (SIDAYA). Termasuk rencana peluncuran Kartu Lansia pada 5 Desember.
Selain itu, ia menegaskan amanah Presiden terkait implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, serta balita non-PAUD (3B). “Kemendukbangga/BKKBN bertugas memastikan pendataan dan edukasi berjalan agar MBG tepat sasaran,” ujarnya
Mengakhiri paparannya, Menteri Wihaji menyampaikan apresiasi terhadap kinerja jajaran Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Bengkulu dan berharap provinsi tersebut dapat menjadi salah satu wilayah yang mempercepat pencapaian indikator pembangunan keluarga.
“Saya menjalankan amanah Presiden, tetapi keberhasilan program sangat ditentukan oleh kerja nyata para petugas dan kader di lapangan,” pungkasnya. (ney)









