INDOPOSCO.ID – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengemukakan, pelaku terduga ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara mengunjungi bagian tersembunyi dari internet yang tidak terindeks oleh mesin pencari biasa alias dark web.
“Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring (terutama di forum dan situs-situs gelap),” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Senin (10/11/2025).
Ia mengatakan, terduga pelaku yang masih pelajar itu melihat konten mengerikan di dark web. “Yang menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya,” ucap Mayndra Eka Wardhana.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Bhudi Hermanto menyatakan, bahwa status terduga pelaku yakni anak yang berhadapan dengan hukum. Penanganannya dilakukan secara teliti dengan melibatkan berbagai pihak.
Adapun beberapa pihak tersebut adalah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tim trauma healing, dan Densus 88 Antiteror Polri.
“Korban dan yang diduga melakukan suatu perbuatan adalah anak yang berhadapan dengan hukum, artinya masih dianggap berstatus anak,” jelas Budi terpisah di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Ia menambahkan, total korban luka akibat ledakan tersebut nyaris tembus 100 orang. Namun, sebagian korban telah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.
“Kami tekankan, jumlah korban 96 orang saat ini yang dirawat berjumlah 29 orang. Sementara 67 orang lainnya sudah pulang ke rumah dalam kondisi lebih baik,” ungkap Budi.
Terduga pelaku ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara tengah menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Diketahui insiden ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11/2025) siang atau bertepatan menjelang salat Jumat. (dan)









