INDOPOSCO.ID – Proyek ambisius Dinas Lingkungan hidup (DLH) DKI Jakarta membangun Fasilitas Pengelolaan Sampah berbasis teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara, kini justru menimbulkan aroma tak sedap secara harfiah maupun politis.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI, Ali Lubis, menyoroti proyek bernilai Rp1,2 triliun itu yang diklaim sebagai fasilitas pengelolaan sampah terbesar di dunia dengan kapasitas 2.500 ton per hari.
“Kalau dari awal sudah dikaji matang, sudah ada Amdal, dan direncanakan dengan benar, seharusnya tidak menimbulkan masalah seperti ini,” katanya kepada INDOPOSCO.ID pada Kamis (6/11/2025).
Menurutnya, fasilitas yang dibangun di lahan seluas 7,8 hektare itu kini justru menuai protes warga setelah dua kali uji coba pengoperasian.
“Masyarakat mempertanyakan kejelasan dokumen Amdal yang hingga kini tak kunjung dibuka oleh Dinas Lingkungan Hidup,” ujarnya.
Legislator Fraksi Gerindra itu mengingatkan, proyek yang menelan uang rakyat sebesar itu tak boleh dikelola asal jadi
Ia menegaskan, keterbukaan dan evaluasi menyeluruh harus dilakukan agar tidak timbul kecurigaan publik terhadap indikasi mark-up atau penyimpangan anggaran.
“RDF Rorotan ini dibangun dengan uang rakyat. Kalau ada masalah, jangan rakyat juga yang harus menanggung baunya,” tukasnya.
Ia menambahkan, persoalan ini bisa menjadi batu sandungan bagi Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, bila Dinas Lingkungan Hidup tidak segera memberi penjelasan terbuka kepada publik.
“Sebab, proyek yang mestinya jadi kebanggaan ibu kota malah berpotensi berubah jadi simbol pembangunan tanpa perhitungan,” pungkasnya. (fer)









