INDOPOSCO.ID – Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zulkifli mengharapkan rencana kenaikan tarif Transjakarta tidak lebih dari Rp2.000 agar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak keberatan.
“Saya pribadi berharap tarif jangan naik dahulu. Tapi kalau pun naik kisaran Rp1.000 atau Rp2.000 saja,” kata Taufik di Jakarta, Rabu.
Taufik mengatakan bahwa kenaikan tarif Transjakarta memang sedang di kaji oleh Pemprov DKI Jakarta lantaran adanya pengurangan subsidi tranportasi sebesar Rp500 miliar imbas pemotongan dana bagi hasil (DBH).
Komisi B DPRD DKI Jakarta sudah bersepakat agar sebelum memutuskan menaikkan tarif, harus ada kajian matang dahulu tentang kemampuan dan kemauan bayar masyarakat.
Total subsidi yang dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk transportasi umum mulai dari Transjakarta, MRT, dan LRT mencapai Rp6 triliun sebelum ada pengurangan Rp500 miliar karena pemotongan DBH.
“Soal subsidi transportasi, angkanya memang berkurang sekitar Rp500 miliar,” katanya.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta masih mengkaji kenaikan tarif bus Transjakarta dari semula Rp3.500 menjadi Rp5.000 dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
“Untuk kenaikan tarif Transjakarta masih dalam tahap kajian, juga melihat situasi dan kondisi yang ada,” ujar Wakil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Ujang Harmawan kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (29/10).
Ujang pun belum bisa memberikan kepastian kapan tarif ini akan naik, apakah pada tahun ini atau tahun depan karena masih dalam persiapan.
“Masih persiapan. Kami menjaring berbagai masukan dari masyarakat,” kata dia. (bro)









