INDOPOSCO.ID – Anggota Fraksi Partqi Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Ahmad Heryawan menegaskan bahwa Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali keunikan dan kontribusi besar pesantren dalam membangun karakter, kemandirian, serta ketahanan bangsa Indonesia.
Menurutnya, sistem pendidikan pesantren memiliki keunikan dan keunggulan khas yang tidak dimiliki oleh sistem pendidikan modern pada umumnya.
“Pesantren tidak hanya mendidik santri agar cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk mereka agar berakhlak mulia, disiplin, mandiri, dan berjiwa sosial tinggi. Pesantren menjadi unik karena hadir sebagai lembaga pendidikan yang menggabungkan dua kutub keilmuan yaitu ilmu yang agama bersumber dari wahyu yaitu Al Quran Sunnah dan ilmu yang bersumber dari ayat ayat Allah di alam semesta. Inilah keunikan pendidikan pesantren yang menjadi kekuatan moral bangsa,” ucap Aher, dalam keterangannya kepada INDOPOSCO.ID, Kamis (23/10/2025).
Lebih jauh, mantan Gubernur Provinsi Jawa Barat dua periode ini menjelaskan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dari akar budaya masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, pesantren harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri. Dimana modernisasi pesantren bukan berarti meninggalkan tradisi, tetapi memperkuatnya dengan inovasi.
“Pendidikan pesantren lahir dari semangat tafaqquh fiddin (mendalami ilmu agama), namun dalam perjalanannya juga pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, sosial, bahkan digitalisasi berbasis nilai. Pesantren yang digital, mandiri, dan terbuka akan tetap menjadi benteng moral sekaligus laboratorium sosial bagi masa depan bangsa Indonesia.” tegas Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI ini.
Lebih lanjut, Ketua Majelis Masyayikh Persatuan Umat Islam (PUI) ini mendorong pemerintah untuk memperkuat dukungan terhadap pengembangan pesantren, baik dari aspek regulasi, pembiayaan, maupun peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Selain itu, mendorong dan mengajak seluruh santri di Indonesia untuk terus menjaga semangat keilmuan dan pengabdian.
“Negara harus hadir secara substantif dalam mendukung pesantren, bukan sekadar simbolik. Sebab dari pesantrenlah lahir para ulama, pemimpin umat, dan penggerak masyarakat yang berkontribusi nyata bagi Indonesia. Santri harus menjadi pelopor perubahan yang membawa nilai keislaman dan kebangsaan secara beriringan. Dari pesantren untuk Indonesia yang berkemajuan dan beradab.” pungkasnya. (dil)








