INDOPOSCO.ID – Kebakaran merupakan ancaman yang bisa datang kapan saja. Tanpa mengenal waktu maupun tempat. Di kota besar seperti Jakarta dengan kepadatan penduduk dan aktivitas yang tinggi, risiko kebakaran menjadi tantangan serius bagi keselamatan dan ketertiban masyarakat.
Upaya penanggulangan kebakaran tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada petugas pemadam saja. Di sinilah peran masyarakat dan relawan menjadi sangat penting. Keterlibatan mereka bukan hanya sebagai saksi, tetapi sebagai garda terdepan dalam pencegahan, deteksi dini, dan pertolongan pertama saat kejadian.
Karena itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta Ima Mahdiah menilai, perlu peningkatan kapasitas kemampuan untuk relawan kebakaran (Redkar). Dengan begitu, Redkar lebih siap membantu petugas pemadam kebakaran menangani si jago merah.
“Ke depan, masyarakat khususnya Redkar perlu dilatih lagi,” ujar Ima usai meninjau lokasi kebakaran di Kecamatan Tamansari, Kota Administrasi Jakarta Barat, belum lama ini.
Ima juga menerima informasi perihal sejumlah Redkar mengalami kendala saat memadamkan api di kebakaran Tamansari. Bahkan, terdapat relawan yang pingsan karena keterbatasan perlengkapan.
Menurut dia, kondisi tersebut bisa saja akibat Redkar belum memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) secara menyeluruh.
“Mungkin SOP-nya masih belum terlalu paham. Mereka hanya pakai masker biasa, jadi kekurangan oksigen,” tuturnya.
Karena itu, harap Ima, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) memberikan pelatihan serta perlengkapan memadai bagi Redkar.
Apalagi peran Redkar sangat vital sebagai garda terdepan menangani awal kebakaran. Khususnya di wilayah padat penduduk.
Penanganan Trauma Anak-Anak
Ima meminta Pemprov Jakarta melalui Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) memberikan trauma healing kepada anak-anak korban kebakaran Taman Sari, Jakarta Barat.
Mengingat banyak anak-anak usia Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) terdampak langsung dari peristiwa kebakaran tersebut.
“Memang tadi banyak anak kecil, anak SD (Sekolah Dasar), Sekolah Menengah Pertama (SMP),” ungkap dia.
Selain kebutuhan logistik dan layanan kesehatan, perhatian terkait kesehatan mental anak tidak boleh diabaikan. Program trauma healing penting untuk memulihkan psikologis anak-anak agar tidak mengalami trauma berkepanjangan. (ADV)


