INDOPOSCO.ID – Keputusan Malaysia untuk menurunkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan sekadar kebijakan fiskal, melainkan langkah afirmatif untuk menyelamatkan daya beli rakyat.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ekonom Achmad Nur Hidayat melalui gawai, Rabu (30/7/2025). Ia mengatakan, di tengah ketidakpastian global, kebijakan yang berpihak pada konsumsi domestik dan kestabilan harga adalah bentuk keberanian negara dalam menghadapi krisis dengan empati.
“Indonesia seharusnya tidak sekadar menonton (kebijakan BBM dan BLT Malaysia),” katanya.
Menurutnya, pemerintah sudah saatnya meninjau ulang struktur harga BBM non-subsidi seperti Pertamax dan RON 95 lainnya, agar lebih adil bagi konsumen.
“Tidak semua harus diserahkan pada mekanisme pasar ketika ada jutaan rakyat yang hidupnya bergantung pada satu-dua liter bensin per hari,” katanya.
Ia menegaskan, subsidi BBM yang tepat sasaran dan BLT yang terdistribusi baik bukan beban negara, tetapi investasi pada stabilitas sosial dan konsumsi.
“Malaysia telah membuktikan bahwa keberpihakan kepada rakyat tidak harus menunggu fiskal sempurna. Yang dibutuhkan adalah keberanian politik dan akuntabilitas dalam pelaksanaan,” terangnya.
“Indonesia punya kapasitas fiskal, punya data, punya infrastruktur digital. Pertanyaannya apakah pemerintah mau mendengarkan suara rakyat yang mulai terasa letih oleh mahalnya hidup,” imbuhnya. (nas)








