• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Belajar dari Konflik Thailand-Kamboja, BPIP Ingatkan Indonesia Jaga Warisan Budaya

Juni Armanto by Juni Armanto
Sabtu, 26 Juli 2025 - 19:09
in Nasional
Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala. Foto: Istimewa

Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala. Foto: Istimewa

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala, mengungkapkan bahwa konflik antara Thailand dan Kamboja yang mencuat beberapa hari lalu dipicu oleh silang sengketa kepemilikan sejumlah candi bersejarah yang terletak di sepanjang garis perbatasan kedua negara.

Menurut Djumala, perselisihan ini bukan semata persoalan klaim teritorial, tetapi juga menyangkut warisan budaya yang memiliki nilai simbolik dan historis tinggi bagi masing-masing pihak.

”Benda budaya ketika sudah dikaitkan dengan kedaulatan teritori suatu bangsa dapat memicu pertikaian yang berkepanjangan. Indonesia mesti mengambil pelajaran dari sini, waspadai dan jaga warisan budaya bangsa,” ujar Djumala dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

Sejak 24 Juli lalu, Thailand dan Kamboja terlibat konflik perbatasan. Semua itu bermula ketika tentara Thailand terjebak ranjau darat di perbatasan. Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau. Kamboja membantah. Sebagai tanda protes Thailand menarik pulang dubesnya di Phnom Penh dan mengusir dubes Kamboja di Bangkok.

Media memberitakan Kamboja menembaki pangkalan militer Thailand dekat candi Ta Muen Thom. Sebagai balasan Thailand menjatuhkan bom ke instalasi militer Kamboja dekat candi Preah Vihear, yang juga terletak dekat perbatasan kedua negara.

Hingga kini kedua belah pihak masih saling tuduh siapa yang mulai menyerang. Sejauh ini, korban tewas di pihak Thailand 14 warga sipil dan satu tentara. Di pihak Kamboja, otoritas negara itu menyebut sebanyak satu warga sipil tewas. Selain itu, bentrokan melukai puluhan orang dan 100.000 warga sipil Thailand di Provinsi Ubon Ratchathani dan Provinsi Surin mengungsi.

Djumala, yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Wina dan PBB itu menyatakan konflik Thailand-Kamboja di kompleks Candi Preah Vihear dan Ta Muen Thom ini tidak biasa dan cukup unik.

Betapa tidak, konflik itu dipicu warisan budaya (cultural heritage) berupa candi-candi yang berlokasi di sepanjang perbatasan kedua negara.

”Tapi justru di sinilah letak signifikansi konflik Thailand-Kamboja dalam wacana sumber-sumber konflik di ranah hubungan internasional,” katanya.

Konflik atas kedua candi tersebut menunjukkan betapa Thailand dan Kamboja sangat memperhitungkan faktor budaya dalam hubungan luar negerinya. Persepsi strategis Thailand dan Kamboja terhadap produk budaya itu ternyata menentukan cara mereka bertindak dalam penyelesaian konflik. Keduanya, tak segan menggunakan kekerasan.

Candi berusia 900 tahun dan dibangun oleh peradaban bangsa Khmer itu dijadikan sebagai simbol kebanggaan bagi bangsa Kamboja. Bagi Kamboja, kebanggaan ini adalah kebutuhan psikologi politik untuk mempersatukan bangsa.

Politik identitas berlatar kultural inilah yang mendorong Kamboja untuk ngotot mempertahankan Candi Preah Vihear, sekalipun dengan konflik senjata.

Djumala juga menegaskan, selama ini produk budaya seperti candi (tangible cultural heritage) hanya dilihat sebagai benda ekonomi. Tapi, dengan adanya konflik Thailand dan Kamboja, ternyata benda budaya kini bermetamorfosis menjadi benda politik sehingga memantik konflik bersenjata.

Konflik mengenai warisan budaya tangible, katanya, lebih mudah ditangani, karena objek yang diperebutkan memiliki ruang atau menduduki tempat yang jelas. Pertimbangan terhadap kepemilikannya mungkin bisa dirujuk pada konsep teritori dan batas negara.

Tapi, jika konflik itu menyangkut intangible cultural heritage, seperti seni musik dan pertunjukan, ritual, atau pengetahuan masyarakat lokal, perdebatan mengenai kepemilikannya akan lebih rumit.

Di tengah makin terbukanya arus pergerakan manusia yang membawa adat istiadat dan budayanya, batas antara pemilik, penerus, dan peniru suatu produk budaya menjadi tipis.

“Indonesia yang kaya dengan warisan budaya non-benda ini harus merawat dengan serius semua warisan itu, sebelum pihak lain mengklaim secara sepihak,” tambah Djumala. (her)

Tags: BPIPKonflik Thailand–Kambojawarisan budaya
Previous Post

Indonesia Perlu Proaktif Dorong Perdamaian Thailand – Kamboja

Next Post

Kamboja Desak Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Thailand di Forum DK PBB

Related Posts

harto
Nasional

Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon Bilang Begini

Senin, 10 November 2025 - 20:02
WhatsApp Image 2025-11-10 at 18.52.01
Nasional

Kemendes PDT dan Pemkab Serang Percepat Sinergitas dan Kolaborasi Bangun Desa Manfaatkan Potensi Lokal

Senin, 10 November 2025 - 19:08
WhatsApp Image 2025-11-10 at 16.56.11 copy
Nasional

KKP Bangun Sinergi Lintas Sektor Kembangkan Industri Budidaya Kepiting Nasional

Senin, 10 November 2025 - 18:15
WhatsApp Image 2025-11-10 at 16.14.56
Nasional

Dukung SDM Unggul, IPB Kampus Negeri Pertama Implementasikan Manajemen Talenta Berbasis AI dengan ESQ

Senin, 10 November 2025 - 17:04
WhatsApp Image 2025-11-10 at
Nasional

Gelar Pahlawan Nasional Soeharto dan Gus Dur, MUI: Momentum Perkuat Persatuan dan Rekonsiliasi Sejarah

Senin, 10 November 2025 - 16:16
hindu
Nasional

Dirjen Bimas Hindu: Lembaga dan Prodi Perguruan Tinggi Unggul Ciptakan Lulusan Berdaya Saing

Senin, 10 November 2025 - 13:31
Next Post
Kamboja Desak Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Thailand di Forum DK PBB

Kamboja Desak Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Thailand di Forum DK PBB

BERITA POPULER

  • Hansip

    Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    705 shares
    Share 282 Tweet 176
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    701 shares
    Share 280 Tweet 175
  • Liverpool vs Real Madrid: The Reds Diuntungkan Statistik, Tapi…

    685 shares
    Share 274 Tweet 171
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.