• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Lebih dari Kopi, Inovasi Panas Bumi PGE Sukses Bangun Ekonomi Sirkular di Kamojang

Ali Rachman by Ali Rachman
Jumat, 25 Juli 2025 - 21:18
in Ekonomi
Biji-kopi

Ilustrasi seseorang tengah mengeringkan biji kopi. Foto: PGE

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Bagi masyarakat Kamojang, kopi adalah identitas dan bukan hanya komoditas, di mana kopi menjadi mata pencaharian utama bagi ratusan keluarga serta bagian dari warisan desa. Namun di balik harum kopinya, para petani menghadapi berbagai tantangan yang menghambat peningkatan produktivitas dan pendapatan.

Proses pengeringan kopi yang lambat dan rentan gagal, terutama di musim hujan, membuat kualitas hasil panen menurun dan harga jual tidak optimal. Ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal serta limbah pertanian yang tidak termanfaatkan semakin menambah beban.

Di tengah keterbatasan tersebut, Kamojang memiliki keunggulan yang tak dimiliki banyak daerah yaitu kekayaan panas bumi. Kawasan ini merupakan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pertama di Indonesia dan menyimpan potensi energi yang besar.

Energi ini tak hanya menjadi sumber listrik nasional, tetapi juga bisa dimanfaatkan secara langsung (direct use) yakni pemanfaatan uap panas untuk mendukung kegiatan produktif masyarakat seperti pertanian dan pengelolaan limbah.

Sebagai bagian dari upaya menuju pembangunan berkelanjutan, pendekatan ekonomi sirkular menjadi strategi penting untuk menciptakan nilai tambah dari sumber daya lokal. Di Kamojang, prinsip ini diwujudkan melalui pemanfaatan panas bumi untuk mendukung pertanian dan pemberdayaan masyarakat.

Menjawab keresahan petani dan memanfaatkan potensi daerah, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mengembangkan dua inovasi utama: Geothermal Coffee Process (GCP) dan Geothermal Organic Fertilizer (GeO-Fert). Keduanya menjadi tonggak transformasi ekonomi masyarakat berbasis energi bersih.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi mengungkapkan, dirinya percaya energi bersih harus menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung, bukan hanya lewat listrik, tapi juga lewat manfaat ekonomi dan sosial yang nyata.

“Inovasi kami di Kamojang, khususnya dalam hal produksi kopi, membuktikan bahwa pemanfaatan energi bisa memperkuat ketahanan pangan, memperluas peluang usaha, dan mengangkat martabat petani, sambil tetap menjaga lingkungan,” kata Julfi, dalam keterangan resminya, Jumat (25/7/2025).

Sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki jutaan petani yang menggantungkan hidupnya pada komoditas ini. Jawa Barat, termasuk Kamojang, dikenal sebagai wilayah penghasil kopi arabika unggulan. Namun tantangan pascapanen dan biaya produksi tinggi masih membatasi potensi mereka.

Geothermal Coffee Process (GCP) hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut. Teknologi ini memanfaatkan uap buangan dari PLTP Kamojang untuk mempercepat proses pengeringan kopi. Dari yang sebelumnya memakan waktu 30-45 hari, kini hanya membutuhkan 3–10 hari.

Prosesnya lebih higienis, konsisten, dan menghasilkan cita rasa yang lebih khas. Kopi Kamojang pun mulai menembus pasar-pasar baru, dari Bandung hingga Jepang dan Jerman. Teknologi ini telah dipatenkan dan tercatat sebagai yang pertama di dunia dalam pengolahan kopi berbasis panas bumi.

Sementara itu, GeO-Fert mengolah limbah pertanian dan rumah tangga menjadi pupuk organik dengan memanfaatkan uap panas bumi bersuhu 60 hingga 70 derajat Celcius. Proses fermentasi ini hanya memerlukan waktu 12 jam, dan dalam satu tahun dapat menghasilkan 28,8 ton pupuk kering yang saat ini digunakan oleh lebih dari 160 petani lokal. Teknologi ini memperkuat praktik pertanian berkelanjutan yang hemat biaya dan minim limbah.

Sejak diterapkan, inovasi ini telah menunjukkan dampak nyata. Produksi kopi Kamojang melonjak dari 5 kuintal pada 2018 menjadi 30 ton pada 2024. Penjualan green bean meningkat dari Rp250 juta menjadi Rp560 juta per tahun, sementara roasted bean naik dari Rp120 juta menjadi Rp180 juta. Pendapatan petani naik, biaya produksi turun, dan akses pasar semakin terbuka.

“Dengan adanya dry house, proses pengeringan kopi yang biasanya sampai 30 hari kini bisa hanya 8 sampai 12 hari. Rasanya khas, ada aroma buah-buahan yang beda dari yang lain. Harapannya, panen bersama seperti ini bisa terus berlanjut agar petani lainnya juga ikut senang dan merasakan manfaatnya,” ujar Nono, petani kopi dan mitra binaan GCP Kamojang.

Program ini juga telah melalui analisis Social Return on Investment (SROI) yang diverifikasi oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), menunjukkan program ini mencatat rasio 3,13, atau ada dampak positif bagi sosial dan ekonomi sebesar 3,13 kali lipat dari setiap Rp1 yang diinvestasikan. Angka ini mencerminkan efisiensi sekaligus besarnya manfaat program ini bagi masyarakat, yaitu sekitar Rp367,5 juta per tahun dan diproyeksikan meningkat hingga Rp6,3 miliar.

Selain itu, program ini turut berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 20 ribu ton CO₂ per tahun dan memungkinkan daur ulang lebih dari 1,2 ton sampah organik setiap tahunnya. Dengan pendekatan berbasis energi bersih dan prinsip zero waste, zero emission, dan zero conflict, inisiatif ini menjadi model nyata dari praktik ekonomi sirkular yang berbasis komunitas.

Inisiatif ekonomi sirkular yang dikembangkan PGE ini juga telah mendapat berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya ASEAN Renewable Energy Awards, Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup, hingga Platinum Champion BISRA 2024. Ke depan, PGE menargetkan perluasan replikasi program ini ke berbagai wilayah kerja lain, sebagai bagian dari visi jangka panjang perusahaan dalam mendukung transisi energi yang adil dan inklusif. (srv)

Tags: ekonomi sirkularGeothermal Coffee ProcessGeothermal Organic Fertilizerkopipanas bumiPertamina Geothermal EnergypgepgeoPLTP Kamojang
Previous Post

Garis Kemiskinan Jakarta pada Maret 2025 Lebih Tinggi dari Nasional

Next Post

Respons Istana Soal Eks Marinir yang Minta Pulang dari Rusia

Related Posts

mr-diy
Ekonomi

MR D.I.Y. Raih Penghargaan FMCG di ASEAN Business Awards, Berkat Produk Berkualitas yang Terjangkau

Selasa, 11 November 2025 - 21:22
bri 1
Ekonomi

Pembiayaan KUR BRI Dorong Kenaikan Omzet UMKM hingga Double Digit

Selasa, 11 November 2025 - 20:48
riau
Ekonomi

UMKM Riau HomLiv Raih Juara Pertama di Final “Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas”

Selasa, 11 November 2025 - 17:55
pangan
Ekonomi

Generasi Muda, Energi Baru untuk Kemandirian Pangan Indonesia

Selasa, 11 November 2025 - 17:47
bahlil
Ekonomi

Bahlil Tegaskan Pentingnya Evaluasi Tol Fee dan BBM Bersubsidi di BPH Migas

Selasa, 11 November 2025 - 15:53
yudi
Ekonomi

Percepatan Pertumbuhan Bisa Tercapai Jika 3 Mesin Ekonomi Ini Bergerak Serempak

Selasa, 11 November 2025 - 15:43
Next Post
Eks-Marinir

Respons Istana Soal Eks Marinir yang Minta Pulang dari Rusia

BERITA POPULER

  • jecoo

    Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    1207 shares
    Share 483 Tweet 302
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    707 shares
    Share 283 Tweet 177
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    669 shares
    Share 268 Tweet 167
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    664 shares
    Share 266 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.