• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Politik

Miris Lihat Masyarakat Papua Tukar Ikan Demi Bisa Dapat Beras, Legislator PDIP : Bukti Kegagalan Pemerintah

Sumber Ginting Editor Sumber Ginting
Jumat, 14 Maret 2025 - 14:16
in Politik
Deddy-Yevri-Sitorus

Anggota Komisi II DPR RI, Deddy Yevri Sitorus. (Foto : Dok DPR)

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Anggota Komisi II DPR RI, Deddy Yevri Sitorus merasa miris dengan banyak video yang beredar di media sosial (medsos) terkait adanya masyarakat Papua yang datang ke rumah tokoh masyarakat setempat, untuk menukar Ikan atau buah-buahan dengan beras atau mie instans.

“Saya melihatnya miris, marah. Bagaimana tidak, orang untuk makan saja susah, bagaimana kita akan bicara pendidikan dan kesehatan. Saya menganggap hal itu sebagai sebuah kegagalan pemerintah mengurus rakyatnya. Karena itu membuktikan bahwa hanya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja, masyarakat kesulitan,” kata Deddy di Gedung DPR RI, Jakarra, dikutip Jumat (14/3/2205).

BacaJuga:

Penetapan UMP 2026 Harus Jaga Keseimbangan Kepastian Usaha dan Kesejahteraan Pekerja

Isu Eks Menpora-Davina Karamoy Dinilai Berpotensi Jadi Pembunuhan Karakter

Ada Fenomena Penurunan Jumlah Mahasiswa Baru Nasional, Begini Respons DPR RI

Deddy menjelaskan bahwa beras adalah hal yang vital untuk makan masyarakat Papua dan Indonesia umumnya. “Apalagi dalam video itu juga dikatakan tidak ada beras, seharian belum makan. Untuk Papua yang begitu kaya alam dan tambangnya. Menurut saya, itu sebagai sebuah kejahatan negara,” cetus Deddy.

Namun, Deddy pun tidak menyalahkan mereka yang ada di medsos yang membantu masyarakat Papua. Pasalnya, kalau tidak ada mereka, rakyat mau ke mana lagi untuk bisa dapatkan makanan.

Lebih dari itu pihaknya mempertanyakan kebijakan bahan pangan pokok masyarakat Papua, di mana sejatinya nasi bukanlah makanan asli masyarakat Papua. Beras didapatkan dari luar Papua, karena Papua tidak ditanam beras. Sementara makanan khas masyarakat Papua sebelumnya seperti sagu malah hilang.

Di sisi lain, Politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini melihat bahwa otonomi khusus itu tidak seperti yang diharapkan, tidak mampu berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Hanya berdampak pada birokrasi pemerintahan, namun tidak untuk rakyat Papua secara langsung.

Selain itu, Deddy juga melihat pembukaan infrastruktur di Papua yang jor-joran yang dilakukan pemerintahan sebelumnya juga tidak memberi manfaat yang baik bagi masyarakat Papua. Malah menjadi ancaman baru bagi masyarakat Papua. Sebut saja, eksploitasi sumber daya alam hutan, Kebun Sawit, tambang oleh para investor. Deddy melihat hal itu sebagai sesuatu yang membahayakan.

Begitupun dengan pembangunan infrastruktur, ia mempertanyakan untuk siapa dibangun. Pasalnya, menurutnya, rakyat Papua tidak memiliki kendaraan. Jika infrastruktur yang dibangun jor-joran itu untuk kebutuhan logistik, maka menjadi pertanyaan kemampuan rakyat Papua untuk membeli semua produk yang datang itu.

“Begitu juga dengan alasan investasi, apakah masyarakat akan mendapat manfaat secara langsung dari investor yang datang, seperti kepemilikan saham atau lapangan kerja, jangan hanya menjadi buruh kasar?!” tegasnya.

“Kalau ada rencana mau ada investasi misalnya pertambangan perkebunan ada dong skenario bagaimana melibatkan masyarakat lokal, bagaimana masyarakat Papua juga bisa ambil bagian dari proses tersebut. Tidak hanya menonton, dan jadi buruh kasar saja. Supaya, ada dampaknya bagi masyarakat Papua. Karena kalau mereka hanya jadi buruh kasar, juga tidak ada pengaruhnya,” pungkasnya. (dil)

Tags: berasDeddy Yevri SitorusDPR RIikanmasyarakat Papua
Berita Sebelumnya

Bahas Ukraina, Rusia dan AS Bakal Bertemu di Moskow

Berita Berikutnya

TikTok Ajak Masyarakat Rayakan Keseruan #RamadanDiTikTok dengan Konten Lebih Panjang dan Berkualitas

Berita Terkait.

mata-uang
Politik

Penetapan UMP 2026 Harus Jaga Keseimbangan Kepastian Usaha dan Kesejahteraan Pekerja

Rabu, 17 Desember 2025 - 15:15
WhatsApp Image 2025-12-14 at 17.18.22
Politik

Isu Eks Menpora-Davina Karamoy Dinilai Berpotensi Jadi Pembunuhan Karakter

Minggu, 14 Desember 2025 - 17:47
riset
Politik

Ada Fenomena Penurunan Jumlah Mahasiswa Baru Nasional, Begini Respons DPR RI

Minggu, 14 Desember 2025 - 15:25
bahlil
Politik

Golkar Berikan Bimbingan Mitigasi Bencana Kepada Legislator Daerah

Kamis, 11 Desember 2025 - 05:17
golkar
Politik

Fraksi Golkar MPR Dorong Obligasi Daerah Perkuat Kemandirian Fiskal

Kamis, 11 Desember 2025 - 01:13
kpk
Politik

Terjerat Suap Proyek, Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya Ditangkap KPK

Rabu, 10 Desember 2025 - 20:53
Berita Berikutnya
TikTok

TikTok Ajak Masyarakat Rayakan Keseruan #RamadanDiTikTok dengan Konten Lebih Panjang dan Berkualitas

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.