INDOPOSCO.ID – Direktur Fiskal Center of Economic and Law Studie (Celios) sekaligus Dosen Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Dr. Media Wahyudi Askar menganggap, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah belakangan ini tengah mencoba melakukan reformasi di bidang ekonomi dan keuangan. Dengan mencari sektor-sektor yang bisa dioptimalkan.
Adapun kebijakan yang telah muncul ialah, kebijakan pemangkasan anggaran, makan bergizi gratis (MBG) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Namun, reformasi yang dilakukan pemerintah dinilai terburu-buru dan tidak melibatkan proses teknokratik yang kuat. Sehingga menyebabkan kebijakan pemangkasan anggaran tersebut kurang tepat sasaran dan berdampak langsung pada masyarakat.
Dalam rapor 100 hari Prabowo-Gibran yang pernah diterbitkan Celios disebutkan bahwa Pemenuhan Janji-Janji Politik dalam 100 hari 74 persen responden menjawab beberapa berhasil, beberapa tidak berhasil.
“Ini artinya perlu ada peninjauan kembali terhadap kebijakan yang diambil Prabowo-Gibran” kata Media dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Sebanyak 31 persen responden menjawab, sektor ekonomi merupakan sektor paling belum diintervensi oleh kebijakan. Kondisi iti berkaitan dengan pelemahan daya beli masyarakat dan badai PHK.
“Maraknya PHK di sektor padat karya, dan kekhawatiran adanya risiko global seperti perang dagang yang menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi,” kritik Media.
Di saat yang sama Presiden Prabowo pernah mengatakan, bahwa dana hasil pemangkasan tersebut digeser untuk mendukung MBG. Seharusnya pemerintah tidak perlu memberikan makan bergizi gratis kepada seluruh anak di Tanah Air.
Pasalnya, dalam studi yang dilakukan oleh Celios, apabila makan bergizi gratis diberikan kepada seluruh anak di Indonesia setidaknya ada anggaran negara sebanyak Rp50,72 triliun yang akan dinikmati anak-anak dari keluarga mampu.
Pihaknya menyarankan pemerintah menjalankan program MBG dengan skema berorientasi target, yakni memfokuskan program pemberian makan gratis ini kepada anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu seperti keluarga yang tinggal di daerah terpencil.
“MBG dan Danantara tujuannya sangat baik dan harus diapresiasi, namun dalam pelaksanaannya masih harus ditinjau kembali demi hasil yang optimal,” imbuh Media. (dan)








