• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Keanggotaan Indonesia di BRICS Bukan untuk Dukung Dedolarisasi

Redaksi Editor Redaksi
Sabtu, 8 Februari 2025 - 18:08
in Ekonomi
Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede (tengah) dan Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Triwahyono (kanan) saat acara pelatihan wartawan di Banda Aceh, Jumat (7/2/2025). Foto: ANTARA

Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede (tengah) dan Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Triwahyono (kanan) saat acara pelatihan wartawan di Banda Aceh, Jumat (7/2/2025). Foto: ANTARA

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede memandang bahwa tujuan utama keanggotaan Indonesia di BRICS bukan dalam rangka mendukung dedolarisasi melainkan dalam rangka memperluas mitra dagang dengan negara-negara lain yang tergabung dalam BRICS.

“Kita masuk BRICS bukan berarti kita mendukung delorasasinya China dan Rusia, karena ini dua hal yang berbeda. Kembali lagi, inisiatif kita masuk BRICS itu lebih karena mengekspansi mitra dagang kita. Bukan dalam rangka utamanya kita mau dukung dedolarisasi,” kata Josua seperti dikutip Antara, Sabtu (8/2/2025).

BacaJuga:

Ekonom Ungkap Masalah Besar di Balik Insiden CIT Hanguskan Uang Rp4,6 Miliar

Belum Ada Dampak dari Erupsi Semeru terhadap Penerbangan di Bali

BI Catat Nilai Transaksi QRIS Tap Capai Rp 13,8 Miliar

Josua mengungkapkan bergabungnya Indonesia dalam BRICS diharapkan lebih banyak membawa keuntungan atau dampak positif apalagi Indonesia belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan. Indonesia bisa memaksimalkan keanggotaan ini sehingga bisa memiliki tujuan ekspor dan investasi yang baru.

“Meskipun kerugiannya mungkin image-nya, ya. Mungkin bilateral kita dengan AS harus diperkuat juga, kita harus manage (image/persepsi) juga bahwa kita masuk BRICS bukan mendukung untuk ikutan single currency-nya di BRICS,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Triwahyono menekankan bahwa dedolarisasi tidak sama dengan local currency transaction (LCT).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dedolarisasi berarti dapat diartikan sebagai antidolar bahkan tidak mau bertransaksi menggunakan dolar. Sedangkan LCT merupakan pilihan yang diberikan kepada pelaku usaha dalam ekspor-impor untuk bertransaksi menggunakan mata uang lokal yang telah disepakati secara bilateral.

“LCT itu bukan dalam konteks antidolar, tapi memang dalam konteks memberi opsi kepada pelaku usaha untuk tidak tergantung hanya satu mata uang (dalam hal ini dolar), tapi juga bisa menggunakan mata uang lain (mata uang lokal) dalam melakukan transaksi,” kata Triwahyono.

Dengan adanya LCT, ujar Triwahyono, kedua negara yang bertransaksi dalam perdagangan akan mengurangi ketergantungan terhadap dolar yang tidak perlu.

Ia mencontohkan, ketika Indonesia menjalin kerja sama LCT dengan Malaysia, maka tidak ada kewajiban bagi Indonesia maupun Malaysia untuk menggunakan mata uang dolar dalam transaksi perdagangan. Dengan kata lain, Indonesia dan Malaysia bisa menggunakan rupiah maupun ringgit Malaysia untuk transaksi perdagangan.

BI sendiri sudah menjalin kerja sama bilateral untuk pertukaran mata uang lokal dengan beberapa negara. Terbaru, BI memperbarui perjanjian bilateral pertukaran mata uang lokal (bilateral currency swap arrangement/BCSA) dengan Bank Sentral China atau the People’s Bank of China (PBOC).

Perjanjian BCSA tersebut juga melengkapi kerja sama penyelesaian transaksi berbasis mata uang lokal (LCT) yang sudah berjalan sejak 2021 dan saat ini menjadi skema utama dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi dalam mata uang masing-masing negara.

Adapun isu mengenai dolarisasi BRICS kembali mengemuka sejak ancaman yang dilayangkan Presiden AS Donald Trump pada akhir November 2024. Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS apabila mereka tidak membatalkan rencana untuk menggunakan mata uang alternatif selain dolar AS.

Terkait dengan pembicaraan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada akhir Oktober 2024, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono telah menepis adanya isu dedolarisasi atau penciptaan mata uang baru sebagai pesaing dolar AS.

Sugiono menegaskan tak ada wacana BRICS untuk menerbitkan mata uang alternatif dolar AS, sebagaimana yang menjadi ancaman dari Presiden AS Donald Trump. Hal itu disampaikan Sugiono saat memberikan keterangan pers pada 2 Desember 2024, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Sementara itu, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral Mari Elka Pangestu pada Selasa (7/1) mengatakan bahwa bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh aliansi BRICS tidak perlu mengkhawatirkan dampaknya terhadap hubungan bilateral AS dan Presiden AS Donald Trump.

Menurut Mari Elka yang juga anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), diplomasi Indonesia yang menganut politik bebas aktif membuat negara bisa bekerja sama dengan berbagai pihak dan tidak terafiliasi dengan hanya satu forum multilateral saja. (wib)

Tags: BRICSDedolarisasi
Berita Sebelumnya

Komisi III Minta Kepolisian Usut Tuntas Kasus Pesta Gay di Jaksel

Berita Berikutnya

Masyarakat Karawang Dukung Program Revitalisasi Tambak Pantura

Berita Terkait.

uang-hangus
Ekonomi

Ekonom Ungkap Masalah Besar di Balik Insiden CIT Hanguskan Uang Rp4,6 Miliar

Kamis, 20 November 2025 - 11:31
bali
Ekonomi

Belum Ada Dampak dari Erupsi Semeru terhadap Penerbangan di Bali

Kamis, 20 November 2025 - 06:06
bi
Ekonomi

BI Catat Nilai Transaksi QRIS Tap Capai Rp 13,8 Miliar

Kamis, 20 November 2025 - 05:55
mentan
Ekonomi

Kementan Fokus Benahi Sektor Hulu Peternakan

Rabu, 19 November 2025 - 23:43
UMKM
Ekonomi

Dorong Daya Saing Global, Pemerintah Bentuk Holding UMKM Fesyen dan Kerajinan

Rabu, 19 November 2025 - 22:24
bri4
Ekonomi

Manfaatkan Lokasi Strategis, AgenBRILink Koperasi Desa Merah Putih Ini Berhasil Hidupkan Ekonomi Desa

Rabu, 19 November 2025 - 22:14
Berita Berikutnya
tambak

Masyarakat Karawang Dukung Program Revitalisasi Tambak Pantura

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    4080 shares
    Share 1632 Tweet 1020
  • Terpuruk di Liga, Persis Solo Diam-Diam Siapkan Sesuatu yang Mengejutkan

    951 shares
    Share 380 Tweet 238
  • BPN Kabupaten Lebak Berhasil Lampaui Target Penyelesaian PTSL 2025

    796 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Main Game Lebih Praktis dan Mudah: Begini Cara Manfaatkan Gemini AI di Galaxy Z Fold7

    756 shares
    Share 302 Tweet 189
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2781 shares
    Share 1112 Tweet 695
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.