• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Gaya Hidup

Waspada, Lingkar Pinggang Tanda Utama Risiko Jantung

Juni Armanto Editor Juni Armanto
Selasa, 12 November 2024 - 07:07
in Gaya Hidup
unpad

Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran dr Gaga Irawan Nugraha saat memaparkan hasil penelitiannya dalam podcast Hasil Riset dan Diseminasi (HaRD Talk) Universitas Padjadjaran. Foto : Unpad.

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran dr Gaga Irawan Nugraha dalam penelitiannya mengungkap bahwa lingkar pinggang pada tubuh dapat menjadi tanda utama sebagai faktor atas risiko penyakit jantung.

“Faktor utama yang dikaitkan dengan sindrom metabolik adalah lingkar pinggang, tekanan darah, kadar gula darah, rendahnya HDL atau kolesterol baik, dan tingginya kadar trigliserida atau LDL. Nah, kalau ada dua dari lima faktor yang disebutkan, maka tertegak dia mengalami kelainan metabolik atau sindroma metabolik. Jadi dari dua saja sudah cukup,” ujar Gaga dalam keterangan di Bandung, Senin (11/11/2024).

BacaJuga:

SKYE Reimagined: Destinasi Rooftop Ismaya Group Tampil dengan Wajah Baru Desember Ini

Seo Hyun Jin Merindukan Kehangatan di Drama Terbaru “Love Me”

Bukan Sekadar HP Lipat, Galaxy Z Fold7 Bisa Segalanya Untuk Nemenin Konser Kamu Makin All Out!

Dalam penelitian bertajuk “Hubungan Komponen Sindrom Metabolik dengan Indeks Massa Tubuh” itu, dia membahas mengenai sindrom metabolik, yakni sebuah kondisi kumpulan gejala kesehatan yang menjadi indikator peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, hingga diabetes.

Dalam podcast Hasil Riset dan Diseminasi (HaRD Talk) Universitas Padjadjaran, Gaga mengungkap bahwa faktor-faktor sindrom metabolik itu, terutama lingkar pinggang berlebih dapat ditemukan pada orang-orang yang tampak sehat atau bahkan tidak mengalami obesitas.

Temuan tersebut, sekaligus meyakinkan bahwa orang dengan berat badan normal juga tetap memiliki risiko sindrom metabolik. Di mana lingkar pinggang yang masuk dalam kategori berlebih adalah yang mencapai 80 cm bagi perempuan, dan 90 cm bagi laki-laki.

Berdasarkan temuan dari penelitiannya, Gaga menyebut sekitar 20 persen orang yang mengalami sindrom metabolik tidak mengalami obesitas sama sekali. Kondisi tersebut disebabkan oleh munculnya beberapa gejala utama seperti tekanan darah maupun gula darah yang tinggi.

Menurut Gaga, para ahli dari berbagai organisasi internasional sebenarnya memiliki kriteria yang berbeda mengenai faktor sindrom metabolik. Namun, perbedaan kriteria tersebut tetap mengacu pada satu faktor utama, yaitu lingkar pinggang berlebih.

“Jadi risikonya -penyakit jantung- memang para ahli itu membuat kriteria yang berbeda-beda. Tetapi, hampir sama isinya, pokoknya ada lingkar pinggangnya,” ujar Gaga.

Lebih lanjut, Gaga mengaku bahwa obesitas tetap menjadi masalah yang cukup serius bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir angka massa tubuh atau berat badan masyarakat Indonesia meningkat hingga tiga kali lipat.

Peningkatan tersebut, mencatatkan jumlah orang dewasa di Indonesia yang mengalami obesitas mencapai 35 persen. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di Indonesia kini mengalami obesitas.

Dengan demikian, stroke dan jantung koroner adalah penyakit yang harus mendapat perhatian lebih saat ini, pasalnya dua penyakit tersebut adalah penyebab kematian utama di Indonesia.

Stroke maupun jantung koroner, saat ini menempati peringkat pertama dan kedua sebagai penyebab kematian paling banyak di Indonesia. Kekhawatiran juga muncul karena penyakit tersebut mulai sering terlihat pada orang-orang dengan rentang usia 40 hingga 50 tahun.

Gaga menjelaskan, sebenarnya hanya sekitar 13 persen orang yang memiliki penyakit sindrom metabolik tanpa obesitas. Namun, kategori tersebut justru memiliki tingkat mortalitas atau kematian yang paling tinggi.

“Jadi orang yang kurus dan punya kelainan metabolik, itu lebih berisiko mengalami penyakit kronis dan menyebabkan kematian dibanding orang yang obesitas,” ujarnya.

Gaga juga menganjurkan masyarakat agar bisa melakukan deteksi mandiri terkait gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, mulai dari mengecek lingkar pinggang di rumah, rajin memantau berat badan, hingga rutin melakukan tes tekanan darah.

Puasa Intermitten
​​​​​​​
Salah satu tren yang tengah populer untuk mencegah obesitas dan memperbaiki gaya hidup, adalah dengan melakukan puasa intermitten yang ditujukan untuk membatasi waktu makan agar tidak terus-terusan mengkonsumsi makanan.

Namun, Gaga memperingatkan agar masyarakat berhati-hati dan tidak sembarangan menerapkan konsep puasa intermitten untuk menjaga pola makan.​​​​​​​

Gaga menyebut intermitten fasting pasti mengubah pola dan kebiasaan makan seseorang secara drastis dan dapat menyebabkan tingginya asam lambung.

Namun, dia menegaskan yang penting dari pola makan bukan hanya pada kebiasaan waktu makan, melainkan juga komposisi makanan yang dikonsumsi haruslah bergizi lengkap.

“Saya sih tidak menyarankan intermitten fasting ya. Lebih baik perbaiki, makan yang teratur dengan komposisi yang balance,” ujar Gaga.

Mengenai faktor pemicu risiko penyakit jantung, kata dia, ada beberapa kekeliruan utama di masyarakat yang berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat. Yang pertama, orang-orang yang tidak makan pagi lebih besar berpotensi terkena obesitas maupun diabetes.

Pasalnya, sarapan pagi menjadi salah satu waktu paling penting untuk mengisi tubuh dengan makanan. Menurut Gaga, ketika seseorang tidak sarapan pagi, maka otak akan tetap memberikan sensor lapar dan menyebabkan makan tidak teratur pada siang, sore, dan malam harinya.

Tidak teraturnya pola makan, menyebabkan otak mengirim sinyal lapar dan kenyang yang tidak teratur, sehingga akan terus-terusan merasa lapar.

“Nah inilah yang seringkali disebut bahwa orang tuh lapar terus-terusan. Karena pola makan yang tidak teratur, sehingga sinyal lapar nya tidak jelas,” ucap Gaga.

Selain itu, konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung juga harus dikurangi apabila seseorang ingin memperbaiki pola makan dan mencegah diri dari obesitas.

Guna menjaga tubuh dari gejala sindrom metabolik, Gaga mengatakan olahraga rutin dan teratur menjadi kiat untuk menjaga tubuh, dengan durasi sedikitnya 150 menit olahraga ringan-sedang dan 75 menit olahraga berat dalam satu minggu, cukup untuk menjaga kondisi badan tetap ideal.

Pasalnya, Gaga menjelaskan, ketika olahraga maka tubuh akan menggunakan lemak yang tertimbun di dalam tubuh sebagai sumber energi. Gula-gula yang menumpuk di dalam tubuh juga bisa digunakan oleh otot ketika berolahraga.

“Jaga pola makan dan komposisi makanan yang baik untuk menerapkan gaya hidup sehat agar terbebas dari sindrom metabolik yang menyebabkan risiko penyakit jantung mematikan,” tuturnya dilansir Antara. (aro)

Tags: jantungkesehatanpenyakit
Berita Sebelumnya

Bakal Temui Perternak Sapi Perah, Wamenkop Carikan Formulasi Atasi Penyerapan Susu

Berita Berikutnya

Menkop Paparkan Langkah Antisipasi Kisruh Koperasi Susu di Boyolali dan Pasuruan

Berita Terkait.

dpn
Gaya Hidup

SKYE Reimagined: Destinasi Rooftop Ismaya Group Tampil dengan Wajah Baru Desember Ini

Jumat, 14 November 2025 - 20:57
seo
Gaya Hidup

Seo Hyun Jin Merindukan Kehangatan di Drama Terbaru “Love Me”

Jumat, 14 November 2025 - 19:29
hp
Gaya Hidup

Bukan Sekadar HP Lipat, Galaxy Z Fold7 Bisa Segalanya Untuk Nemenin Konser Kamu Makin All Out!

Jumat, 14 November 2025 - 18:57
heroes
Gaya Hidup

Saksikan Kekompakan Yoon Kye Sang, Jin Sun Kyu, dan Lee Jung Ha di Sesi Baca Naskah Drama Baru “Heroes Next Door”

Jumat, 14 November 2025 - 18:18
bpon
Gaya Hidup

BPOM, Daewoong Pharmaceutical dan Tenaga Medis Satu Suara: Awasi Peredaran Toksin Botulinum Ilegal

Jumat, 14 November 2025 - 16:07
FILM
Gaya Hidup

Kekuatan Perempuan Jadi Sorotan di Trailer, Poster dan Soundtrack Film Mengejar Restu

Jumat, 14 November 2025 - 13:10
Berita Berikutnya
Menkop Paparkan Langkah Antisipasi Kisruh Koperasi Susu di Boyolali dan Pasuruan

Menkop Paparkan Langkah Antisipasi Kisruh Koperasi Susu di Boyolali dan Pasuruan

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    3915 shares
    Share 1566 Tweet 979
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2760 shares
    Share 1104 Tweet 690
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    713 shares
    Share 285 Tweet 178
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    673 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.