• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Headline

Popularitas Artis Belum Cukup Jadi Modal di Pilkada

Redaksi by Redaksi
Minggu, 15 September 2024 - 04:30
in Headline
Pengamat politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Ardli Johan Kusuma. Foto: ANTARA

Pengamat politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Ardli Johan Kusuma. Foto: ANTARA

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Akademikus Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Ardli Johan Kusuma mengatakan bahwa popularitas artis belum cukup sebagai modal politik pada Pilkada Serentak 2024. Sebab sekadar populer tak akan bisa menembus pasar pemilih yang rasional.

“Keberadaan nama-nama deretan artis dalam Pilkada 2024 tidak akan menjamin bahwa mereka akan memenangkan pertarungan pilkada,” kata Ardli seperti dikutip Antara, Sabtu (14/9/2024).

Ardli tak menafikan bahwa popularitas jadi salah satu modal untuk masuk dunia politik. Akan tetapi, untuk sebuah pertarungan elektabilitas dalam Pilkada 2024 tak bisa hanya mengandalkan popularitas saja.

Menurut dia, bila dibandingkan dengan Pemilu 2024, terutama pada pemilihan umum anggota legislatif, banyak sederet artis yang mengikuti kontestasi tersebut. Namun, pada kenyataannya lebih dari 80 persen gagal terpilih.

“Ini membuktikan bahwa populer saja masih belum cukup untuk dijadikan modal politik,” katanya.

Pada pilkada sebelumnya, kata dia, ada juga beberapa artis yang berhasil memenangi pilkada, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

Akan tetapi, kata Ardli, mereka yang menang rata-rata memang tidak hanya mengandalkan popularitas. Mereka juga sudah konsisten terjun di dunia politik praktis dalam waktu yang relatif cukup lama sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan publik.

“Mereka tidak hanya mengandalkan popularitas untuk mencalonkan diri, tetapi membuktikan bahwa mereka memiliki pengalaman politik yang cukup, misalnya menjadi kader partai politik dalam waktu yang cukup lama,” katanya.

Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT) Hadar Nafis Gumay menilai banyaknya artis yang jadi calon kepala daerah pada Pilkada 2024 membuktikan bahwa partai politik gagal mencetak kader berkualitas. “Ini bukti ketidakmampuan partai politik dalam menyiapkan kader lengkap dan tuntas,” kata Hadar.

Menurut Hadar, partai politik seharusnya dapat membaca kebutuhan masyarakat ataupun wilayah tempat pilkada berlangsung. Setelah membaca kebutuhan tersebut, tugas partai selanjutnya adalah menyiapkan kader yang memiliki pengalaman dan kapabilitas yang dapat menjawab seluruh permasalahan masyarakat.

Meski demikian, kata dia, partai politik malah lebih memilih mencalonkan tokoh dari kalangan artis sebagai kepal daerah. “Itu wujud pragmatisme berlebihan, jalan pintas mencari suara,” katanya. (wib)

Tags: Modal Politikpilkada 2024Popularitas Artis
Previous Post

Rekayasa Lalin di Jalur Puncak Berlaku hingga Senin

Next Post

Riza Mengaku Ditelepon Prabowo Jadi Ketua Timses Ridwan Kamil, Ini Katanya

Related Posts

garis-polisi
Headline

Terkuak! Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Ternyata Sering Akses Dark Web

Senin, 10 November 2025 - 20:38
whoosh
Headline

Selidiki Whoosh, KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual Kembali ke Negara

Senin, 10 November 2025 - 20:23
WhatsApp Image 2025-11-10 at 16.29.26
Headline

Dukungan Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Meluas, IPW: Itu Bukan Kriminalisasi

Senin, 10 November 2025 - 16:50
WhatsApp Image 2025-11-10 at 13.56.04
Headline

Hilangnya Etika Politik dalam Penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional

Senin, 10 November 2025 - 14:10
gerung
Headline

Soroti Penetapan Pahlawan Soeharto, Rocky Gerung: Sejarah Kini Jadi Permainan Statistik

Senin, 10 November 2025 - 13:05
tutut
Headline

Tanggapi Pro-Kontra Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Ini Kata Mbak Tutut

Senin, 10 November 2025 - 12:51
Next Post

Riza Mengaku Ditelepon Prabowo Jadi Ketua Timses Ridwan Kamil, Ini Katanya

BERITA POPULER

  • jecoo

    Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    715 shares
    Share 286 Tweet 179
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    705 shares
    Share 282 Tweet 176
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    662 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.