INDOPOSCO.ID – Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno mengutarakan rasa bangga atas kehadiran MOOC Pintar. Platform tersebut terbukti bisa memenuhi tugas organisasi, terutama di lingkungan Kemenag.
“MOOC Pintar menjadi media bagi Kementerian Agama (Kemenag) untuk melayani masyarakat, para ASN, guru, penyuluh, penghulu, dan lainnya dalam mengembangkan kompetensi,” ujar Suyitno dalam keterangan, Kamis (11/7/2024).
Menurut Suyitno, sebelum ada MOOC Pintar, Kemenag hanya bisa melayani pelatihan untuk puluhan ribu peserta dalam satu tahun. Namun, setelah ada MOOC PIntar, Kemenag bisa melayani hampir 2 juta peserta dalam satu tahun.
“Mooc Pintar menjadi solusi untuk siapa saja yang ingin menuntut ilmu dengan waktu yang fleksibel. Karena belajarnya bisa kapan saja dan di mana saja,” katanya.
Hal yang sama diungkapkan Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag (Sesban) Arskal Salim GP. Mengutip George Couros, Sesban Arskal mengatakan, teknologi tidak bisa menggantikan peran guru, tetapi teknologi di tangan guru yang hebat akan menjadi transformasional. “Hari ini kita sudah melihat transformasi itu muncul, mengubah dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arskal mengatakan, bahwa sebelum pandemi, pelatihan dilaksanakan secara klasikal. Dengan metode konvensional tersebut, ada keterbatasan jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya.
“Dulu peserta pelatihan yang bisa mengikuti diklat sangat terbatas. Terjadi antrean yang cukup lama bagi ASN maupun Non ASN Kemenag yang hendak meningkatkan kompetensinya,” katanya.
Tapi sekarang, kata Arskal, dengan adanya MOOC Pintar jumlah peserta pelatihan meningkat dengan signifikan. Berdasarkan data, tercatat 1,3 juta peserta dalam kurun waktu dua tahun.
“Manfaat MOOC Pintar juga terlihat dari efesiensi anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Ini pencapaian yang luar biasa,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Mastuki mengatakan, setiap orang dengan berbagai jabatan dan jenjang sedang menjalankan digital leadership atau kepemimpinan digital. Hal tersebut dipantik melalui salah satu program prioritas Kementerian Agama yaitu transformasi digital.
“Dengan adanya program prioritas tersebut, seluruh insan Kementerian Agama harus berada pada resonansi yang sama. Menjadikan transformasi digital sebagai budaya kerja bersama,” ujarnya.
Menurut Mastuki, digital mindset perlu dibangun, dilakukan, dan disosialisasikan secara masif sekaligus diinstitusionalisasi. Sebab jika tidak dilembagakan, maka digital mindset hanya sebatas angan-angan.
“Pelembagaan digitalisasi dimulai sejak peluncuran Digital Learning Center oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tahun 2023. Momen ini menandakan Pusdiklat Tenaga Teknis menjadi lembaga yang berkomitmen untuk terus belajar membangun pembelajaran digital,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi capaian MOOC Pintar yang telah berjalan selama dua tahun. Melalui platform tersebut mampu mempercepat pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) yang berjumlah lebih dari 3 juta orang.
“Platform MOOC Pintar adalah bukti keberhasilan program transformasi digital di Kementerian Agama. Terlihat dari terbentuknya ekosistem layanan berbasis teknologi yang murah, terjangkau, efisien, dan melayani,” ungkapnya.
Menurutnya, jika waktu lampau peserta harus menunggu puluhan tahun untuk mengikuti pelatihan, kini ASN dan masyarakat yang ingin mengembangkan kompetensi bisa ikut pelatihan kapan pun mau dan di mana pun berada. “Semoga MOOC Pintar dapat selalu menebar manfaat bagi umat,” katanya.
MOOC Pintar yang dikembangkan sejak 2022 berhasil mencetak 30.168 peserta di tahun pertamanya. Jumlah tersebut mengalami fluktuasi dengan jangkauan hingga 1.332.907 peserta sepanjang tahun 2022-2024. (nas)








