• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Gaya Hidup

Dokter Internis: Hitung Kebutuhan Energi agar Tidak Obesitas

Folber Siallagan Editor Folber Siallagan
Senin, 10 Juli 2023 - 22:24
in Gaya Hidup
Ilustrasi obesitas. Foto: ANTARA

Ilustrasi obesitas. Foto: ANTARA

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Dokter spesialis penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Em Yunir, SpPD., KEMD menganjurkan seseorang untuk menghitung kebutuhan energi berdasarkan aktivitas untuk mencegah obesitas.

Pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu menjelaskan menghitung kebutuhan energi berdasarkan aktivitas mula-mula harus disesuaikan dengan tinggi badan dan berat badan yang dimiliki saat ini.

BacaJuga:

LEPAS L8, SUV Premium dengan Sentuhan Elegansi dan Teknologi Masa Depan

Hidupkan Suasana Klasik Jalan Braga Bandung dengan Menginap di Grand Dafam Braga

Oakwood Suites Kuningan Jakarta Ajak Tamu Rayakan Tahun Baru dengan Konsep “Pajamas Dinner”

“Jadi, kita lihat karakternya, kita bisa lihat apakah penampilannya gemuk, normal, atau kurus,” kata Yunir dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar virtual, Senin (10/7).

Untuk mengetahui berat badan kurus, normal, atau gemuk, dapat dilakukan dengan menghitung Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Caranya, berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter.

Jika BMI kurang dari 18,5, maka statusnya adalah kekurangan berat badan (kurus). Sedangkan jika BMI 18,5 hingga 24,9 adalah ideal, dan jika BMI 25 hingga 29,9 adalah kelebihan berat badan (gemuk).

Yunir mengatakan orang yang memiliki badan gemuk membutuhkan 20-25 kalori per kilogram berat badan jika dia menjalani aktivitas ringan, kemudian 30 kalori per kilogram berat badan jika aktivitas sedang, dan 35 kalori per kilogram berat badan jika aktivitas berat.

Sedangkan orang yang memiliki berat badan normal atau ideal membutuhkan 30 kalori per kilogram berat badan jika beraktivitas ringan, 35 kalori per kilogram berat badan jika beraktivitas sedang, dan 40 kalori per kilogram berat badan jika beraktivitas berat.

Sementara itu, orang dengan berat badan kurus membutuhkan 35 kalori per kilogram berat badan jika beraktivitas ringan, 40 kalori per kilogram berat badan jika beraktivitas sedang, dan 40-50 kalori per kilogram berat badan jika beraktivitas berat.

Untuk menghitung kebutuhan energi, kalikan berat badan dengan kebutuhan kalori berdasarkan aktivitas dan kategori status berat badan.

“Contoh, orang dengan tinggi badan 160 centimeter, berat badan ideal 54 kilogram, aktivitasnya ringan. Sehingga untuk aktivitas dia sehari-hari sebenarnya cukup kalau dia makan 1.700 kalori sehari (54×30=1.620, dibulatkan jadi 1.700),” kata Yunir menjelaskan.

Menurut Yunir, penghitungan kebutuhan energi per kilogram berat badan berdasarkan aktivitas bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara asupan energi yang masuk ke tubuh dengan pengeluaran atau pembakaran energi melalui aktivitas sehari-hari.

Jika asupan energi yang masuk ke tubuh berlebihan dan tidak seimbang dengan yang dikeluarkan, Yunir mengatakan akan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas.

“Masalahnya, zaman sekarang sangat mudah membeli makanan. Semua jenis makanan yang ada bisa (dibeli) online dengan berbagai macam variasinya. Kemudian, makanan enak itu yang manis-manis dan mengandung lemak tinggi sehingga, input-nya akan menjadi tinggi,” ujar Yunir.

Jika seseorang kurang beraktivitas fisik sementara asupan kalori banyak, kalori tersebut tidak terbuang. Dalam jangka panjang, kata Yunir, kelebihan input makanan atau kalori menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh

“Kelebihan makan sebesar 500 kalori, dalam satu bulan bisa menumpuk sel lemak sekitar 2 kilogram,” kata Yunir melanjutkan.

Kemudian ketika seseorang mulai mengalami kegemukan, sel-sel lemak yang menumpuk akan mengeluarkan zat beracun yang dapat menyebabkan peradangan.

“Jadi, dalam sistem tubuh kita, terjadi peradangan yang meluas, yang menyebabkan insulin tidak maksimal, kemudian hormon leptin juga menjadi menurun fungsinya, ada keracunan yang disebut sebagai lipotoxicity, kolesterol tinggi, dan beberapa hal yang menyebabkan risiko diabetes menjadi lebih besar,” kata Yunir. (bro)

Tags: Dokter InternisKebutuhan Energiobesitas
Berita Sebelumnya

Menkeu Proyeksikan APBN 2023 Defisit 2,28 Persen dari PDB

Berita Berikutnya

Polisi Serahkan Tersangka Investasi Bodong PMI ke Kejari Malang

Berita Terkait.

keren
Gaya Hidup

LEPAS L8, SUV Premium dengan Sentuhan Elegansi dan Teknologi Masa Depan

Sabtu, 15 November 2025 - 12:00
braga
Gaya Hidup

Hidupkan Suasana Klasik Jalan Braga Bandung dengan Menginap di Grand Dafam Braga

Sabtu, 15 November 2025 - 11:13
DINNER
Gaya Hidup

Oakwood Suites Kuningan Jakarta Ajak Tamu Rayakan Tahun Baru dengan Konsep “Pajamas Dinner”

Sabtu, 15 November 2025 - 10:45
cuci-mobil
Gaya Hidup

Miliki Ragam Inovasi, Tempat Cuci Mobil Ini Jadi Destinasi Lifestyle Urban

Sabtu, 15 November 2025 - 10:05
reborn
Gaya Hidup

Ini Alasan Penggantian Pemeran Dono di Film Terbaru Warkop DKI Reborn

Sabtu, 15 November 2025 - 03:30
Ketika Kejujuran Menjadi Strategi: Refleksi dari Sulianto Indria Putra dan TradeWithSuli
Gaya Hidup

Ketika Kejujuran Menjadi Strategi: Refleksi dari Sulianto Indria Putra dan TradeWithSuli

Sabtu, 15 November 2025 - 01:45
Berita Berikutnya
Polisi Serahkan Tersangka Investasi Bodong PMI ke Kejari Malang

Polisi Serahkan Tersangka Investasi Bodong PMI ke Kejari Malang

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    3991 shares
    Share 1596 Tweet 998
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2766 shares
    Share 1106 Tweet 692
  • Main Game Lebih Praktis dan Mudah: Begini Cara Manfaatkan Gemini AI di Galaxy Z Fold7

    684 shares
    Share 274 Tweet 171
  • Soroti Penetapan Pahlawan Soeharto, Rocky Gerung: Sejarah Kini Jadi Permainan Statistik

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Eforia Sabet Gelar Juara Dalam Ajang Migrant Arirang Multicultural Festival 2025 Korea Selatan Disambut Meriah

    652 shares
    Share 261 Tweet 163
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.