INDOPOSCO.ID – Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia mengungkapkan keterlibatan perempuan dalam berbagai aksi teror mengubah tren gerakan terorisme di Indonesia, yang sebelumnya tradisional menjadi lebih terbuka dan dinamis.
“Terorisme tak lagi bersifat rahasia dan hanya dilakukan laki-laki, tetapi terorisme sebuah panggilan berjihad terbuka untuk siapa saja, khususnya perempuan dan anak-anak bisa terlibat,” kata Direktur AMAN Ruby Kholifah seperti dikutip Antara, Selasa (30/8/2022).
Ruby mengutip laporan International Policy Analysis on Conflict (IPAC) menyebut hadirnya internet dan media sosial menjadikan terorisme subur dan meningkatkan keterlibatan perempuan dalam ekstremisme kekerasan. Dalam laporan itu menyebutkan pada periode 2016 hingga 2020, perempuan yang terlibat dalam aksi teror di Indonesia mencapai 32 orang.
Baca Juga : Indonesia dan Timor Leste Sepakat Perangi Terorisme di Asia Tenggara
“Ini merupakan lonjakan terbesar dalam sejarah keterlibatan perempuan sejak tahun 2000-2005 yang hanya tercatat satu orang. Laporan ini menjelaskan tentang klaster perempuan yang terlibat dalam terorisme, di mana sebagian besar dimasukkan dalam kategori klaster ISIS,” kata dia.
Menurutnya, keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme seperti bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya dan penyerangan Mabes Polri, tak terlepas dari hadirnya internet, teknologi, dan media sosial.
“Inilah yang memberikan alternatif ruang keterlibatan untuk kaum hawa dengan lebih leluasa, tanpa harus membuka identitas yang sesungguhnya. Perempuan telah terbukti melakukan berbagai peran di dalam lingkar terorisme,” kata dia.
Ia menambahkan, terdapat faktor lain yang membuat perempuan terlibat dalam ekstremisme kekerasan, diantaranya adanya permintaan yang berasal dari perempuan untuk mendapatkan kesempatan berjihad seperti laki-laki. “Keinginan perempuan yang ingin berjihad ini, dibaca oleh ISIS, sehingga jaringan ini merekrut mereka untuk terlibat terorisme,” katanya.
Untuk menekan paham radikal ekstrimis dan terorisme, Ruby menegaskan untuk terus menarasikan tentang Islam yang rahmatan lil ‘alamin. “Sejatinya Islam menganjurkan untuk menjaga kehidupan dan jiwa,” katanya. (wib)








