• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Atasi Stunting Anak, Persepsi dan Budaya Jadi Tantangan Utama

Juni Armanto Editor Juni Armanto
Jumat, 29 Oktober 2021 - 14:28
in Nasional
Stunting

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam Komitmen Pemerintah Turunkan Angka Stunting yang diikuti di channel TV One di Jakarta, Jumat (29/10/2021). Foto: Antara/Hreeloita Dharma Shanti

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menegaskan persepsi dan budaya dalam masyarakat menjadi tantangan utama untuk mengatasi permasalahan stunting (kekerdilan) pada anak di Indonesia.

“Tantangan kita itu mindset masyarakat, ada juga budaya. Mungkin lihat juga, masyarakat banyak sebetulnya tidak miskin juga, tetapi dalam menyusun pola makan itu yang salah,” ucap Hasto dalam Komitmen Pemerintah Turunkan Angka Stunting yang diikuti di channel TV One di Jakarta, Jumat.

BacaJuga:

Alasan KPK Hanya Tampilkan Uang Rampasan Rp 883 Miliar dari Kasus Investasi Fiktif

Arah Baru Pembiayaan Nasional, Kemenkeu Godok Regulasi SPV dan Trustee

Mendagri dan Mensos Bahas Pengaktifan Kembali Puskesos dan Posyandu

Hasto mengatakan, banyak masyarakat yang mempunyai anggapan yang salah mengenai pemberian gizi seimbang pada anak. Hingga saat ini, masyarakat masih beranggapan bahwa untuk penuhi gizi anak, harus melalui makanan cepat saji atau mahal.

Sementara itu pemberian gizi pada anak melalui makanan cepat saji ataupun makanan mahal seperti daging, belum cukup untuk penuhi kebutuhan gizi anak. Pandangan seperti seperti itu yang dirasa Hasto perlu diganti supaya mengurangi aspek resiko anak untuk lahir dalam keadaan stunting.

Bagi Hasto, untuk memberikan gizi seimbang pada anak tidak harus melalui makanan yang mahal. Makanan seperti telur dan ikan sudah dapat dikatakan cukup untuk memberikan gizi baik bagi anak.

“Banyak orang punya persepsi dia makan yang mahal daging sapi, banyak pesta-pesta juga merasa bangga, merasa bergengsi kalau pakai daging. Padahal dia tidak banyak mengandung DHA, omega-3. Lebih banyak lele atau ikan kembung yang murah,” kata Hasto dilansir Antara.

Tidak hanya anggapan yang salah mengenai gizi seimbang, budaya mengadakan pesta pre wedding yang selalu digaung- gaungkan menjadi tantangan selanjutnya untuk menuntaskan stunting.

Hasto menerangi bahwa budaya tersebut lebih dipentingkan oleh masyarakat dibandingkan dengan mengecek kesehatan para ibu ataupun calon ibu. Akhirnya, banyak perempuan yang penuhi syarat untuk menikah namun tidak pada syarat untuk hamil.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, ia mengatakan terdapat lebih dari 40 persen ibu hamil dengan kondisi mempunyai anemia. Besarnya angka tersebut berfungsi besar meningkatkan angka stunting di Tanah Air bila tidak dihentikan.

Sedangkan pada bayi yang lahir secara prematur ada sebesar 29 persen dan bayi yang lahir dengan panjang badan kurang dari 48 sentimeter masih ada sebesar 22 persen.

“Menurut saya, selain sanitasi dan air bersih, kita perlu memberi perhatian di situ. Jadi sekali lagi, itu memang harus kita fokuskan,” ucap dia. (mg4)

Tags: berencanabkkbnkeluargastunting
Berita Sebelumnya

Dideportasi dari Malaysia, Tiga Pekerja Migran Terpapar Covid-19

Berita Berikutnya

Perangi Obesitas, Spanyol Larang Iklan Seperti Ini

Berita Terkait.

IMG_1564
Nasional

Alasan KPK Hanya Tampilkan Uang Rampasan Rp 883 Miliar dari Kasus Investasi Fiktif

Jumat, 21 November 2025 - 01:14
1000417029
Nasional

Arah Baru Pembiayaan Nasional, Kemenkeu Godok Regulasi SPV dan Trustee

Kamis, 20 November 2025 - 23:27
1000382283
Nasional

Mendagri dan Mensos Bahas Pengaktifan Kembali Puskesos dan Posyandu

Kamis, 20 November 2025 - 23:02
WhatsApp Image 2025-11-20 at 22.30.28
Nasional

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik dan Laju Pusat Data AI Indonesia

Kamis, 20 November 2025 - 22:38
1000063614
Nasional

Hormati Putusan MK, Polri Tarik Seorang Pati dari Kementerian

Kamis, 20 November 2025 - 22:02
1000416900
Nasional

Menkomdigi Ingatkan Maraknya Disinformasi di Sektor Kesehatan di RRI Award

Kamis, 20 November 2025 - 21:31
Berita Berikutnya
Obesitas

Perangi Obesitas, Spanyol Larang Iklan Seperti Ini

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-16 at 18.44.180

    Terpuruk di Liga, Persis Solo Diam-Diam Siapkan Sesuatu yang Mengejutkan

    951 shares
    Share 380 Tweet 238
  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    4083 shares
    Share 1633 Tweet 1021
  • BPN Kabupaten Lebak Berhasil Lampaui Target Penyelesaian PTSL 2025

    796 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Main Game Lebih Praktis dan Mudah: Begini Cara Manfaatkan Gemini AI di Galaxy Z Fold7

    756 shares
    Share 302 Tweet 189
  • Penipuan Online Melonjak, AMKI Tegaskan Peran Media dalam Mengawal Keamanan Transaksi

    659 shares
    Share 264 Tweet 165
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.