• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Pasar Fixed Broadband Indonesia Sangat Potensial, tapi Butuh Komitmen untuk Menggarapnya!

Redaksi by Redaksi
Rabu, 15 September 2021 - 20:47
in Ekonomi
indoposco

Ilustrasi

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Tak dipungkiri, saat ini Indonesia menjadi negara yang paling menggiurkan di Asia Tenggara, termasuk dalam bisnis fixed broadband. Betapa tidak, wilayahnya menjadi negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang banyak menjadikan negeri ini sebagai pasar fixed broadband yang sangat potensial.

Apalagi, berdasarkan data World Bank, penetrasi pasar fixed broadband atau jaringan koneksi internet berbasis pita lebar tetap di Indonesia pada 2021 masih sangat kecil, yakni baru mencapai 4%. Padahal, dunia semakin digital dan koneksi internet yang stabil amat dibutuhkan.

Koneksi internet berkecepatan tinggi dan stabil itu diperoleh dari koneksi fixed broadband, bukan mobile broadband. Sehingga koneksi fixed broadband lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan bisnis, perniagaan, edukasi, dan hiburan ketimbang mobile broadband.

Karena tuntutan yang kian besar dari konsumen akan kualitas koneksi itu, maka perusahaan-perusahaan internet service provider (ISP) yang sekarang mayoritas mengandalkan teknologi mobile broadband diyakini juga bakal berlomba-lomba untuk merambah ke bisnis jaringan fixed broadband.

Persoalannya, menurut Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, berbeda dengan negara lain yang lebih kecil dan bukan negara kepulauan, menggelar jaringan fixed broadband di Indonesia, yang terdiri dari 17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke, sangatlah tidak mudah.

“Dibutuhkan komitmen yang besar dan keberanian dalam mengambil risiko bagi perusahaan ISP untuk menggelar jaringan fixed broadband di Tanah Air,” katanya. “Sebab, setidaknya ada empat faktor yang mengharuskan perusahaan ISP menaruh komitmen besar untuk itu.”

Pertama, membutuhkan cost of investment yang cukup mahal. Karena Indonesia amat luas dan berkepulauan, maka perusahaan ISP harus siap dengan modal besar untuk membangun jaringan fixed broadband, termasuk backbone dan kabel laut, demi menjangkau pelanggan yang lebih banyak.

Kedua, kebutuhan pasar yang bersifat lokal. Meski dunia digital bersifat tanpa batas, kebutuhan pasar antardaerah cenderung berbeda-beda sehingga harus dilayani secara berbeda-beda pula. Ketiga, pemain lokal yang tak sedikit mengakibatkan kompetisinya tak kalah sengit.

Keempat, tingkat return on investmentnya lama. Karena berbekal modal yang besar dengan tingkat kompetisi pasar yang ketat, maka perusahaan ISP harus siap memperoleh return on investment atau tingkat pengembalian investasi dalam jangka waktu lama.

Empat faktor itulah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan ISP berbasis teknologi fixed broadband yang sudah ada, bahkan diyakini juga dirasakan oleh pemimpin pasar (market leader) seperti IndiHome yang ditawarkan PT Telkom Indonesia Tbk. (IDX: TLKM) sekalipun.

“IndiHome, meski sudah menguasai 81% pangsa pasar fixed broadband nasional, saya yakin juga tidak sedang dalam kondisi tenang-tenang saja,” tambah Albertus Edy Rianto, Senior Manager Spire Research and Consulting, di Jakarta, Rabu (15/9).

Sebagai perusahaan pelat merah, IndiHome juga harus menjaga konsistensi dan meningkatkan pelayanan demi memberikan pengalaman pelanggan (customer experience) yang lebih baik lagi, memperbaiki cost per bandwidth, dan lain sebagainya.

Langkah itu mesti dilakukan di tengah budaya konsumen yang seringkali membandingkan antara layanan secara tidak apple-to-apple, baik dari sisi penggunaan server, bandwidth, maupun kondisi saat pemakaian secara bersamaan (concurrent access), yang penting lebih cepat atau harganya lebih murah.

Namun, di sisi lain, kata Edy, tuntutan-tuntutan itu tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli (spending power) pelanggan. Sehingga, pasar fixed broadband di Indonesia yang besar tapi membutuhkan upaya (effort) yang besar pula bagi perusahaan ISP untuk menggarapnya.

Memang belakangan ini banyak gedung perkantoran dan kawasan kota mandiri di Tanah Air yang menawarkan jaringan fixed broadband kepada para penyewa atau pembelinya, tapi skalanya masih sangat kecil.

Karena itu, dibutuhkan kebijakan yang komprehensif dari pemerintah untuk mempercepat penetrasi pasar fixed broadband nasional. “Salah satu caranya, barangkali dengan menerapkan model infrastructure sharing seperti halnya base transceiver station [BTS] di telekomunikasi seluler,” ungkap Edy. (ibs)

Tags: internetPasar Fixed Broadband
Previous Post

39 dari 41 Korban Kebakaran Lapas Tangerang Teridentifikasi

Next Post

Pertahankan Opini WTP, Sekjen Kemenaker: Ini Buah Kerja Keras Bersama

Related Posts

17625234173631068569750529481291
Ekonomi

BI akan Terbitkan BI-FRN, Instrumen Baru dengan Suku Bunga Floating

Sabtu, 8 November 2025 - 04:24
IMG-20251107-WA0015
Ekonomi

Essity Perkuat Komitmen Perawatan Luka Melalui Kampanye “Beda Luka, Beda Plester”

Jumat, 7 November 2025 - 20:51
IMG-20251107-WA0020
Ekonomi

Logo Ekonomi Syariah Jadi Simbol Pemersatu Ekosistem Halal Indonesia

Jumat, 7 November 2025 - 19:48
nre
Ekonomi

Pertamina NRE Nyalakan Cahaya Baru Nelayan Cilamaya

Jumat, 7 November 2025 - 12:50
antam
Ekonomi

Harga Emas Antam, Galeri24 dan UBS Alami Kenaikan Jumat ini

Jumat, 7 November 2025 - 12:12
emas
Ekonomi

Berburu Emas di Tengah Kenaikan Harga Global, Noor Dinar Hadir sebagai Solusi Investasi dengan Harga Rasional

Jumat, 7 November 2025 - 10:40
Next Post
indoposco

Pertahankan Opini WTP, Sekjen Kemenaker: Ini Buah Kerja Keras Bersama

BERITA POPULER

  • pemain-liverpool

    Liverpool vs Real Madrid: The Reds Diuntungkan Statistik, Tapi…

    684 shares
    Share 274 Tweet 171
  • Persijap vs Malut United: Lini Belakang Bermasalah, Laskar Kalinyamat Harus Dispilin

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    672 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Peserta TKA Siaran Langsung di Medsos, Kemendikdasmen: Sudah Ditindak Pengawas

    664 shares
    Share 266 Tweet 166
  • Harison Mocodompis Nakhodai Kanwil BPN Banten

    657 shares
    Share 263 Tweet 164
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.