• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Riset Terapan Vokasi Dorong Peningkatan Kualitas BUMDes

Ali Rachman by Ali Rachman
Rabu, 21 Juli 2021 - 15:06
in Nasional
indoposco

Ilustrasi. Pendidikan dan Latihan (Diklat) vokasi. Foto: Arsip Kemendikbudristek

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Pendidikan vokasi sangat berpotensi untuk memajukan perekonomian masyarakat desa, khususnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pendidikan vokasi yang disesuaikan dengan kondisi riil desa akan memberikan sumber daya manusia berkualitas yang dihadapi BUMDes saat ini.

Mantan Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo mengatakan potensi BUMDes sangat besar. Sayangnya tidak semua desa mempunyai orang yang mempunyai kualifikasi mengelola bidang usaha sehingga tidak semua BUMDes berhasil

Pernyataannya tersebut disampaikan dalam webinar Seri Diskusi Riset Keilmuan Terapan Pendidikan Tinggi Vokasi bertajuk “Solusi Riset Terapan Vokasi untuk Pembangunan Ekonomi Desa yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi” Jumat (16/7) lalu.

Eko melihat beberapa contoh BUMDes yang semula kurang berhasil, ternyata bisa menghasilkan miliaran rupiah dengan  penanganan dan pengelolaan yang cocok kondisi desa.

“Ini menunjukkan bagaimana kapasitas sumber daya manusia bisa mengubah masalah (ancaman) menjadi opportunity,” ujar Eko melalui keterangan tertulisnya, Rabu (21/7).

Menurutnya, semua tergantung kemampuan sumber daya manusia yang ada di desa dan pendampingan. Pendampingan terbaik adalah dengan sektor usaha yang benar-benar mengetahui bidangnya.

“Tentu bidang usaha yang cocok yang mempunyai common interest,” ujar Eko.

Ia mengingatkan bahwa pendampingan saja tidak cukup. “Tanpa kualitas sumber daya manusia, yang ada juga akan tertatih-tatih,” sambungnya.

Webinar juga dihadiri oleh Wakil Menteri Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi, Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arief Daryanto, Tim Program Riset  Keilmuan Terapan Kemendikbud Ristek Otto Purnawarman, dan Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Rika Fatimah.

Dalam paparannya, Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi melihat potensi dan kemajuan BUMDes sangat tergantung kondisi anak muda di desa.

“Kemajuan desa dan BUMDesnya tergantung pada kondisi anak mudanya, sumber daya, dan partisipasi masyarakat,” ujarnya.

Menurut Budi, warga desa bukan sekadar penonton pembangunan.

“Banyak anak muda membuat potensi maju jauh lebih besar. Jadi beri kesempatan oleh pemerintah desa. Kalau bisa pengelola BUMDes diberikan kepada anak muda,” katanya.

Link and Match

Budi dan Eko melihat Pendidikan vokasi sangat berkontribusi menyelesaikan masalah ekonomi desa.

“Karenanya ketrampilan dan Pendidikan vokasi ini penting, karena pembangunan desa, masalah BUMDes adalah mengenai kelangkaan dan kesenjangan sumber daya yang mumpuni,” tutur Budi.

Eko menambahkan, pendidikan vokasi harus sesuai dengan potensi dari desa masing-masing.

“Sehingga anak-anak di desa tidak perlu mencari kerja ke daerah lain setelah mendapatkan pendidikan vokasi. Mereka bisa bekerja di daerah dan membangun daerahnya,” ujarnya.

Otto Purnawarman dari Tim Riset Keilmuan Terapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, program riset terapan berbasis demand driven sehingga berkontribusi dalam menyelesaikan masalah nyata, baik di dunia usaha, industri, dan masyarakat sipil. Masalah yang sehari-hari di masyarakat dan industry bisa terselesaikan.

“Solusi yang diselesaikan riset terapan harus meningkatkan produktivitas, akurasi, efisiensi,  efektivitas, dan berkontribusi menyelesaikan masalah ekonomi dan sosiak,” kata dia.

Selain riset terapan, juga bagaimana kurikulum disusun bersama berbasis kebutuhan industri, pembelajaran berbasis project riil yang dihadapi masyarakat baik dunia usaha dan dunia kerja.

Selain itu juga mewajibkan mahasiswa magang atau melakukan praktik kerja di dunia kerja (industry), bagaimana sertifikasi kompetensi, para dosen/guru/instruktur yang mumpuni, serta komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.

Keunikan BUMDes

Program riset terapan ini disambut semua pihak, karena sangat memungkinkan meningkatkan perekonomian masyarakat desa, terutama BUMDes.

Dekan Sekolah Vokasi IPB University, Arief Daryanto, melihat banyak peluang bagi riset terapan vokasi untuk menggunakan potensi BUMDes yang besar di pedesaan dan sekaligus menyelesaikan tantangannya.

“Jadi pembelajaran harus demand driven dan kurikulum kualitas vokasi harus berbasis outcome base education di mana outcomenya harus dirumuskan sejak awal,” ujar Arief.

Selain itu perlunya assurance of learning dikembangkan di Pendidikan vokasi.

“Sehingga jika nanti para lulusan belum capai learning outcome kita harus kontemplasi apa yang yang dilakukan untuk  mengembangkan learning outcome yang benar-benar dibutuhkan oleh industri baik learning outcome bersifat hardskill maupun softskill,” katanya.

Intinya, katanya, adalah bagaimana ke depan Pendidikan vokasi bisa menyehatkan BUMDes, baik dari sisi organisasi, finansial, akses market, dan network.

“BUMDes yang kuat harus sehat operasinya, sehat pasarnya, sehat organisasinya, dan sehat jejaringnya,” ujarnya.

Namun Arief mengingatkan bahwa Pendidikan vokasi sangat berbeda, sehingga tergantung pada masing-masing Lembaga untuk mengembangkannya disesuaikan kebutuhan masyarakat desa.

Hal senada diungkapkan Rika Fatimah, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada. Ia melihat perspektif ekonomi dan besaran  BUMDes sangatlah berbeda dengan usaha lain, seperti UMKM.

“Ia bukanlah UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah), BUMDes memiliki karakteristik luar biasa, inilah ekonominya Indonesia,” katanya.

Menurutnya, Indonesia harus berani menunjukkan kebaruannya, benar-benar berpijak di kaki sendiri karena apa yang dilakukan di negara lain belum tentu cocok dengan di Indonesia.

“Model bisnis BUMDes harus berbeda dengan kebanyakan UMKM,” ujarnya.

Ia mengatakan, produk unggulan BUMDes harus terbatas, supaya tercipta ikon-ikon khas Indonesia, suatu kebaruan dan harus berkelanjutan.

“Kalau BUMDes ikut-ikutan melakukan semua, akhirnya nothing,” ujarnya.

Karena itu, ia melihat riset yang sangat dekat dengan vokasi, tentu akan menghasilkan program yang tepat. Namun riset terapan perlu memperhatikan keunikan masing-masing BUMDes.

“BUMDes mewadahi dan membuat bagaimana ekosistem di desa subur untuk UMKM berkembang dan bukannya head to head dengan UMKM,” katanya.

Eko menegaskan bahwa pendidikan dan riset terapan vokasi yang akan membantu masyarakat desa harus menyesuaikan karakter desa, yang 60 persen masyarakatnya lulusan SD dan SMP dan dilakukan secara bertahap.

Ia melihat banyaknya desa di Indonesia, maka perlu mengubah system role model menjadi Gerakan secara bersamaan desa.

“Libatkan dunia usaha untuk proses pendampingan cepat. Create satu model  berbasis common interest antara masyarakat desa, dalam hal ini BUMDes dan dunia usaha,” katanya.

Senada, Wamendes Budi menekankan, setiap desa mempunyai karakteristik sehingga membangunnya tidak bisa dengan single model.

“Ada perbedaan luasan kewilayahan dan jumlah orangnya,” katanya.

Ia mengatakan, BUMDes baru 5-6 tahun jadi model ekonomi desa, yang championnya masih terbatas. Belum sampai 100 jadi role model karena sebagian besar kembali pada masalah SDM.  “Karena itu, Pendidikan vokasi berbasis kekuatan lokal sangat penting,” katanya.

Menurut Budi, idealnya BUMDes harus menjadi pusat perdagangan dan distribusi desa. Namun masalahnya ada di level persiapan dan komitmen pemangku kepentingan di desa. Misalnya perdebatan apakah BUMDes akan berorientasi keuntungan (profit) atau memberi manfaat (benefit).

Ia menilai, perlu ditekankan paradigma bahwa menanamkan uang di BUMDes bukan uang hilang, melainkan menjadi investasi.

“Kesadaran ini harus ditumbuhkan. Setiap rupiah dari dana desa bukan uang hilang tapi investasi, sehingga dalam jangka menengah dan Panjang menjadi keuntungan masyarakat des aitu sendiri,” katanya, seraya menambahkan, apalagi BUMDes sudah jelas badan hukumnya. (arm)

Tags: bumdesdesakemendikbudristekvokasi
Previous Post

Bea Cukai Tanjung Emas Gagalkan Penyelundupan 1 Kg Sabu Lewat Barang Kiriman

Next Post

Vaksinasi Jadi Fokus Indonesia dalam KTT Informal APEC

Related Posts

IMG-20251107-WA0023
Nasional

Kapolri Benarkan Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Seorang Pelajar

Jumat, 7 November 2025 - 22:24
17625196861392104591743063021501
Nasional

Pelaku Peledakan di SMAN 72 Masih Menjalani Operasi di Rumah Sakit

Jumat, 7 November 2025 - 22:09
17625200128042153443640638170580
Nasional

Petugas Gabungan Masih Berjaga di SMAN 72 Jakarta hingga Jumat Malam

Jumat, 7 November 2025 - 20:37
1000372635
Nasional

Sekjen PDIP Ingatkan Semangat Bung Karno Selama di Pengasingan

Jumat, 7 November 2025 - 20:10
WhatsApp Image 2025-11-07 at 19.16.180
Nasional

Menteri UMKM Dukung Penguatan Ekonomi Syariah untuk Dorong Pertumbuhan Usaha Rakyat

Jumat, 7 November 2025 - 19:39
WhatsApp Image 2025-11-07 at 18.02.20
Nasional

Menteri Nusron: Langkah Amankan Aset Negara Serahkan Sertipikat Hak Pakai kepada Menteri Luar Negeri

Jumat, 7 November 2025 - 19:05
Next Post
Vaksinasi Jadi Fokus Indonesia dalam KTT Informal APEC

Vaksinasi Jadi Fokus Indonesia dalam KTT Informal APEC

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-01 at 08.26.51 (1)

    Bhayangkara FC vs Persita: Pendekar Cisadane Janjikan Laga Sulit untuk The Guardian

    970 shares
    Share 388 Tweet 243
  • Liverpool vs Real Madrid: The Reds Diuntungkan Statistik, Tapi…

    683 shares
    Share 273 Tweet 171
  • Persijap vs Malut United: Lini Belakang Bermasalah, Laskar Kalinyamat Harus Dispilin

    674 shares
    Share 270 Tweet 169
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    672 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Peserta TKA Siaran Langsung di Medsos, Kemendikdasmen: Sudah Ditindak Pengawas

    664 shares
    Share 266 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.