• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

MUI: Jangan Cepat Menyimpulkan, sebelum Ada Keterangan Pemerintah

Redaksi Editor Redaksi
Senin, 12 April 2021 - 13:03
in Nasional
Gedung MUI. Foto: tangkapan layar Google Map.

Gedung MUI. Foto: tangkapan layar Google Map.

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menegaskan, pendekatan G to G antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi bisa menyelesaikan masalah penggunaan vaksin untuk calon jamaah haji (Calhaj).

Diketahui, sebelumnya pemerintah Arab Saudi menggunakan vaksin moderna, AstraZeneca dan Pfizer untuk vaksinasi. Ketiga mendapatkan lisensi dari badan kesehatan dunia WHO.

BacaJuga:

Fadli Zon: Tempe Bukan Sekadar Makanan, tapi Warisan Budaya Bangsa

Sebut Jumlah ABK Terus Bertambah, Mendikdasmen: Ini Tantangannya

Tutup Pembekalan Awak Media 2025, Kemhan RI Beri Applaus Lihat Demonstrasi Kesiapsiagaan di Daerah Rawan

“Kita percayakan saja kepada pemerintah. Karena untuk pelaksanaan haji dan umrah, pemerintah yang menjadi penghubungnya,” kata Cholil Nafis melalui gawai, Senin (12/4/2021).

Ia meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak mengambil kesimpulan, sebelum ada keterangan resmi dari pemerintah Arab Saudi. Yang diteruskan ke pemerintah Indonesia.

“Tunggu saja keterangan dari pemerintah. Karena urusan G to G itu adabdi pemerintah,” katanya.

Ia menuturkan, keputusan pemerintah untuk menggunakan vaksin Sinovac telah melalui banyak pertimbangan. Salah satunya karena telah mengantongi izin kehalalan.

“Apabila karena kuota vaksin kurang, maka keputusan pemerintah menggunakan vaksin AstraZeneca tentu dengan pertimbangan juga. Dan ini pasti sudah diterima oleh dunia,” ujarnya.

Perlu diketahui, sebelumnya berhembus kabar pemerintah Arab Saudi tidak menerima Calhaj yang telah menerima vaksin Sinovac. Dengan alasan vaksin tersebut belum mendapat lisensi dari badan kesehatan dunia WHO. (nas)

Tags: Arab SaudiMUIvaksin
Berita Sebelumnya

Dukcapil Ganti 7.925 Dokumen Warga Terdampak Bencana di NTT dan NTB

Berita Berikutnya

Ridwan Kamil Minta Jabar Bergerak Tebarkan Kebaikan

Berita Terkait.

fadlizon
Nasional

Fadli Zon: Tempe Bukan Sekadar Makanan, tapi Warisan Budaya Bangsa

Minggu, 21 Desember 2025 - 16:04
abd-muti
Nasional

Sebut Jumlah ABK Terus Bertambah, Mendikdasmen: Ini Tantangannya

Minggu, 21 Desember 2025 - 14:49
menhan
Nasional

Tutup Pembekalan Awak Media 2025, Kemhan RI Beri Applaus Lihat Demonstrasi Kesiapsiagaan di Daerah Rawan

Minggu, 21 Desember 2025 - 14:15
diknas
Nasional

Tak Berhenti di Laboratorium, Brian Minta Sains dan Teknologi Dekat dengan Masyarakat

Minggu, 21 Desember 2025 - 13:41
pelajar
Nasional

AFS GFLN 2025, Jalan Sunyi Pelajar Daerah Menuju Panggung Dunia

Minggu, 21 Desember 2025 - 11:16
menkop
Nasional

Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun

Minggu, 21 Desember 2025 - 09:05
Berita Berikutnya
Ridwan Kamil Minta Jabar Bergerak Tebarkan Kebaikan

Ridwan Kamil Minta Jabar Bergerak Tebarkan Kebaikan

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.