• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Pembangunan Kawasan Food Estate Sumba Tengah Didorong Capai 10 Ribu Ha

Redaksi Editor Redaksi
Selasa, 23 Februari 2021 - 17:11
in Ekonomi
Presiden Joko Widodo (kiri), didamping Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (membelakangi lensa), saat mengunjungi kawasan food estate atau lumbung pangan yang berada di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (23/2/2021).

Presiden Joko Widodo (kiri), didamping Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (membelakangi lensa), saat mengunjungi kawasan food estate atau lumbung pangan yang berada di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (23/2/2021).

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Presiden Joko Widodo mendorong pengembangan kawasan food estate seluas 5 ribu hektar (ha) pada 2020 dan ditingkatkan 10 ribu ha pada tahun ini. Hal ini untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Food estate di Sumba Tengah baru kita siapkan memang baru 5 ribu hektar, 3 ribu hektarnya ditanami padi dan 2 ribu hektarnya jagung. Tapi tahun ini kita perluas lagi menjadi 10 ribu hektar, nantinya dibagi 5.600 hektar untuk padi dan 4.400 hektar ditanami jagung,” ujar
Presiden saat mengunjungi kawasan food estate atau lumbung pangan yang berada di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (23/2/2021).

BacaJuga:

Ekonom Ungkap Masalah Besar di Balik Insiden CIT Hanguskan Uang Rp4,6 Miliar

Belum Ada Dampak dari Erupsi Semeru terhadap Penerbangan di Bali

BI Catat Nilai Transaksi QRIS Tap Capai Rp 13,8 Miliar

Jokowi menegaskan, pengembangan kawasan food estate di Sumba Tengah sangat penting. Kehadiranya tidak hanya menyediakan pangan, namun juga untuk menekan angka kemiskinan yang hingga saat ini masih tinggi.

“Data yang saya pegang, kemiskinan di Sumba Tengah ini mencapai 34 persen dan panen padi yang di Sumba Tengah ini masih setahun sekali. Kita ingin, panen padi bisa 2 kali setahun dan jagung atau kedelai 1 kali setahun,” ujarnya.

Lebih lanjut Jokowi mengapresiasi kerja keras Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun food estate. Permasalahan utama dalam sektor pertanian yakni ketersediaan air, sudah diantisipasi dengan membangun sumur bor.

“Tadi kita sudah lihat di kawasan food estate ini sudah dibangun sumur bor juga beberapa embung. Tapi ini masih kurang, karena Pak Bupati minta dibangunkan bendungan. Tadi saya sudah perintahkan Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) untuk mengeceknya diikuti nantinya dari Kementerian Pertanian untuk menambah bantuan alsintan terutama traktor,” tegasnya.

“Saya yakin, food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur ini kita bisa ketahanan pangan negara kita yang lebih baik dan nanti kita foto copy untuk dibangun di provinsi lain yang memiliki kesiapan,” pinta Jokowi.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, perkembangan food estate Sumba Tengah berjalan normal. Kehadiran food estate merupakan bagian dari mengimplementasikan perintah Presiden Jokowi untuk memperkuat ketahanan pangan secara masif, sebab diperlukan adanya konsentrasi-konsentrasi tambahan untuk menghadapi tantangan misalnya Covid 19 dan perubahan iklim ekstrim guna menyediakan pangan rakyat Indonesia 267 juta jiwa.

“Hadirnya food estate itu adalah model yang menjadi sebuah masa depan pertanian, merubah peradaban dan budaya pertanian dari petaninya sendiri-sendiri menjadi dikelompokan bahkan diklaster dalam jumlah yang besar. Sekarang ini memasukin 2021 kita bangun percontohan utama dengan food eatate, sebuah hamparan datar yang petani dikelompokan secara klaster sistem korporasi,” katanya.

Untuk itu, Syahrul menegaskan dalam pembangunan kawasan food estate itu tidak hanya membudidayakan padi dan jagung, tapi juga ada tanaman perkebunan, hortikultura, peternakan dan diujungnya harus ada industrialisasi dalam skala tertentu.

Ia mengakui dalam pengembangan food estate dihadapkan masalah, yaitu cuaca, hama dan bencana alam dan juga tantangan yang utama adalah budaya bertani dan keterampilan dimiliki petani sehingga perlu menghadirkan mekanisasi pertanian yang modern.

“Tapi ini semua harus kita lakukan prediksi dengan menggunakan teknologi salah satunya artificial intelligence sehingga dapat memperkirakan agroklimat dan segala permasalahan yang muncul,” kata Syahrul.

“Dan dengan mekanisasi dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan usaha pertanian. Mekanisasi dapat mengurangi losses, dari 13 persen menjadi 3 sampai 5 persen. Jadi dengan pertanian yang menggunakan teknologi dapat meningkatkan produktivitas yang tinggi. Jika kemarin produktivitas tidak sampai 3 ton perhektar, kita tingkatkan hingga 5 ton perhektar,” sambungnya.

Menurutnya, yang paling dalam food estate ini adalah tidak sampai pada upaya on farm. Sebab jika masuk masa panen mau digiling kemana, sehingga timbul masalah lagi. Oleh karena itu, pemerintah membangun juga penggilingan di lokasi food estate.

“Penggilinganya pun bukan yang biasa tapi yang menghasil beras hingga kelas premium dan yang dilengkapi fasilitas mesin pengemasan dan harus jelas kemana dipasarkan,” tutur Syahrul.

Perlu diketahui, pengembangan food estate di Sumba Tengah terbagi menjadi 5 zona. Zona 1 ada di Kecamatan Katikuna dengan luas padi 1.125 ha dan jagung 525 ha, Kecamatan Katikuna Selatan luas padi 2.015 ha dan jagung 1.710 ha. Kemudian di Kecamatan Umbu Ratu Nggay luas padi 564 ha dan jagung 461 ha, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat padi 1.466 ha dan jagung 784 ha dan Kecamatan Mamboro dengan luas padi 450 dan jagung 900 ha.

Dalam mendorong percepatan implementasi food estate, Syahrul menegaskan pemerintah tentunya membangun lebih banyak sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan para petani. Intervensi yang dilakukan pemerintah adalah membangun tata air melalui sumur bor/jaringan irigasi/pompa, mekanisasi, budidaya hemat air, memperbaiki pola tanam, membangun hilirisasi, pasar, kelembangaan korporasi dan pelaksanaan program padat karya.

“Untuk itu, hasil yang diharapkan dari keberadaan kawasan food estate ini adalah peningkatan indeks pertanaman, produktivitas padi 5 ton perhektar, produktivitas jagung 6 ton perhektar, adanya produk olahan, peningkatan daya beli dan pendapatan petani,” ucapnya.

Lebih lanjut Syahrul menyebutkan pengembangan kawasan food estate ini melibatkan beberapa kementerian diantaranya Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Selain pola integrated farming beberapa sektor, diharapkan dalam food estate akan diperoleh produksi pangan dalam skala ekonomi yang besar (economic of scale) dan digarap sejak hulu (produksi) hingga hilir (pascapanen).

“Karena itu, para petani dan kelompok taninya harus sama-sama bekerja dan mengelolanya secara baik dan benar. Jadi diharapkan nanti hasilnya juga harus maksimal. Paling tidak produktivitas naik 2 sampai 3 kali lipat lah,” pintanya. (arm)

Tags: Food Estatenttsumba tengah
Berita Sebelumnya

Bea Cukai Terus Gali Potensi Ekspor Komoditas Daerah dari Pala hingga Gaharu

Berita Berikutnya

Bea Cukai Sulbagsel Yakinkan Perusahaan Gunakan Fasilitas Kawasan Berikat

Berita Terkait.

uang-hangus
Ekonomi

Ekonom Ungkap Masalah Besar di Balik Insiden CIT Hanguskan Uang Rp4,6 Miliar

Kamis, 20 November 2025 - 11:31
bali
Ekonomi

Belum Ada Dampak dari Erupsi Semeru terhadap Penerbangan di Bali

Kamis, 20 November 2025 - 06:06
bi
Ekonomi

BI Catat Nilai Transaksi QRIS Tap Capai Rp 13,8 Miliar

Kamis, 20 November 2025 - 05:55
mentan
Ekonomi

Kementan Fokus Benahi Sektor Hulu Peternakan

Rabu, 19 November 2025 - 23:43
UMKM
Ekonomi

Dorong Daya Saing Global, Pemerintah Bentuk Holding UMKM Fesyen dan Kerajinan

Rabu, 19 November 2025 - 22:24
bri4
Ekonomi

Manfaatkan Lokasi Strategis, AgenBRILink Koperasi Desa Merah Putih Ini Berhasil Hidupkan Ekonomi Desa

Rabu, 19 November 2025 - 22:14
Berita Berikutnya
Bea Cukai Sulbagsel Yakinkan Perusahaan Gunakan Fasilitas Kawasan Berikat

Bea Cukai Sulbagsel Yakinkan Perusahaan Gunakan Fasilitas Kawasan Berikat

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    4079 shares
    Share 1632 Tweet 1020
  • Terpuruk di Liga, Persis Solo Diam-Diam Siapkan Sesuatu yang Mengejutkan

    951 shares
    Share 380 Tweet 238
  • BPN Kabupaten Lebak Berhasil Lampaui Target Penyelesaian PTSL 2025

    796 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Main Game Lebih Praktis dan Mudah: Begini Cara Manfaatkan Gemini AI di Galaxy Z Fold7

    756 shares
    Share 302 Tweet 189
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2781 shares
    Share 1112 Tweet 695
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.