Ramadan

Refleksi Ramadan di Tengah Pandemi, Kebersihan Kunci Keselamatan

INDOPOSCO.ID – Bulan Ramadan ataupun yang sering disebut dengan bulan puasa merupakan salah satu rukun islam yang wajib dijalankan bagi setiap umat muslim yang ada didunia.

Sebentar lagi, umat muslim akan menjalani ibadah puasa selama satu bulan lamanya. Bulan yang sering disebut penuh keberkahan ini menjadi momentum untuk mengkhusyukan ibadah untuk mendapatkan pahhala sebanyak-banyaknya.

Maka tidak jarang setiap kali datangnya bulan ramadan disambut dengan sebuah kegiatan warisan budaya di dareah. Hal itu sebagai refleksi kegembiraan dalam menyambut ramadan.

Namun berbeda dengan kali ini, ramadan dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Penuralan kasus hingga saat ini masih flukuatif dan belum stabil. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan menjadi kunci dalam menjaga kesehatan dan kselamatan terpapar dari viru corona.

Ketua Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PB MA) KH. Embay Mulya Syarief mengatakan, hikmah yang dapat dipetik menjadi pelajaran bagi umat muslim dalam pandemi ini adalah menjaga kebersihan baik scara batin maupun lahir (fisik).

Setiap muslim yang bertakwa diwajibkan membersihkan diri dan lingkungan dari kotoran yang akan mengundang penyakit. Artinya pada situasi pandemi ini, masyarakat harus disiplin menjalankan protokol kesehatan (Prokes).

“Kita sudah setahun, 2 kali ramadan dalam suasana Covid-19. Masyarakat diminta agar patuh melaksanakan prokes. Kalau bisa shalat tarawih di rumah, dilakukan di rumah,” katanya saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Minggu (11/4/2021).

KH. Embay yang juga salah satu pendiri Provinsi Banten juga menerangkan, pelaksanaan shalat tarawih dibolehkan di rumah masing-masing. Sebab, Nabi Muhamma SAW yang menjadi panutan umat muslim juga melaksanakan tarawih di rumah.

“Ibadah tarawih ibadah sunah, ya ibadah sunah lebih utama di rumah. Rasulallah saja sahalat tarawih (berjamaah) itu hanya 3 malam berturut-turut, selebihnya beliau di rumah. Terus kita harus niru siapa ini kalau bukan rasulallah,” terangnya.

Masyarakat diminta kesadarannya dalam hal menjalankan prokes untuk mencegah penularan COvid-19. Jangan sampai bulan ramadan yang penuh berkah ini menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus terkonfirmasi positif.

Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak menggelar kegiatan yang kurang bermanfaat dan tidak ada hubungannya dengan ibdah. Seperti pawai petasan dan pawai motor mengelilingi kampung.

“Kalau masyarakat nggak sadar ini nggak berhenti-berhenti Covid ini. Harus berbasis publik nggak bisa hanya atuan saja, nggak bisa selesai-selesai ini. Himbauan tetap menjalankan ibadah, mematuhi anjuran pemerintah, jangan pasang petasan begitu. Biar nyaman ibadah, dengan knalpot saja sudah bising,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Anshor Provinsi Banten, Ahmad Nuri menyebutkan, ramadan di tengah pandemi harus menjadi refleksi umat dalam menahan hawa nafsu. Seperti tidak menunda bepergian yang tidak terlalu penting dan akan menimbulkan kerumunan.

“Bulan puasa kedua di pandemi ini berdoa bersama, hilangkan perbedaan, biar bisa melaksanakan ibadah tanpa ketakutan. Justru kita harus mereflesikan lebih dalam makna puasa dan bisa menjaga kebersihan hati, pikiran dan langkah kita,” ujarnya.

Camat Curug itu menambahkan, pandemi di bulan ramadan membuka kepekaan sosial untuk berbagi terhadap sesama. Mengingat, tidak sedikit masyarakat yang telah kehilangan mata pencahariannya lantaran virus corona.

Selain itu, Nuri berharap bulan ramadan ini menjadi refleksi toleransi, keddamain di antara umat beragama. Saling menghargai antara yang menjalankan puasa dan tidak harus ditingkatkan. Terebih dalam waktu dekat ini, Indonesia kembali diteror oleh kelompok terorisme.

“Ramadan ini bisa menyemai harmoni kedamaian, menghargai yang puasa dan tidak puasa. Puasa harus mereflesikan kedamaian. Kemarin ada tindakan terisme, harus lebih damai lagi,” tuturnya.

Terakhir, masyarakat diminta patuh terhadap anjuran pemerintah. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskla Besar (PSBB) dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro sebagai langkah pemerintah untuk mengatasi penularan Covid-19 dan harus dipatuhi oleh semua masyarakat.

Sehingga, umat dalam menjalankan ibadah tarawih harus mengedepankan aspek keselamatan dengan disiplin prokes. Rumah ibadah (masjid) harus steril dan sering dibersihkan dengan penyemprotan cairan disinfektan.

“Di pandemi ini kita gunakan prokes, tetap semangat. Pemerintah telah melaksanakan PPKM, protokol tetap diajalankan di tempat ibadah. Itu langkah menjaga ibadah di bulan ramadan. Tinggal umatnya ikut kepada kebijakan pemerintah,” jelasnya. (son)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button