Mengenal Maria Vitasari, Permata Baru di Kancah Para-atletik Nasional

INDOPOSCO.ID – Di cabang olahraga para-atletik Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024, Solo, sosok atlet asal Jawa Tengah, Maria Magdalena Vitasari, sangat mencuri perhatian.
Dalam usianya yang baru menginjak 15 tahun, Vitasari sukses merebut medali emas nomor lari 100 meter T37-38 putri dengan catatan waktu 15,72 detik. T37-38 merupakan klasifikasi untuk atlet penderita cerebral palsy dengan gejala ringan sampai sedang.
Dengan munculnya Vitasari di Peparnas 2024, Indonesia boleh berharap akan memiliki lagi sosok bakat pelari seperti di sektor putri.
Meski memiliki kekakuan di bagian tangan dan leher, Vitasari mampu berlari cepat dan bersinar di usia yang sangat muda.
Sebelum menjadi yang terbaik di Peparnas 2024, Vitasari mengantongi medali emas di Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Peparpenas) 2023 di Palembang, Sumatera Selatan pada Agustus 2023 dan tiga emas di Pekan Paralimpiade Provinsi pada September 2023.
Pada Mei 2023, remaja perempuan kelahiran Surakarta itu meraih medali emas di Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) 2023 di Solo.
Sedikit mundur ke Oktober 2022, di sana Vitasari mendapatkan satu medali emas di Kejuaraan Provinsi yang digelar National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Jawa Tengah.
Kemunculan Vitasari ke permukaan tidaklah tiba-tiba. Hal itu dapat terwujud lantaran NPCI Jawa Tengah rutin mencari bakat-bakat terpendam ke seluruh wilayah mereka.
Menurut pelatih para-atletik NPCI Jawa Tengah, Winarno, talenta Vitasari awalnya ditemukan oleh NPCI yang bekerja sama dengan pihak sekolah.
Vitasari sendiri sejak SD menempuh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB) milik Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta. Kini, dia duduk di kelas tiga SMP D YPAC. NPC sendiri tidak buru-buru mengikutsertakan Vitasari ke ajang-ajang besar. Winarno menyebut, pihaknya mau atletnya itu berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Itulah kenapa, kata dia, Vitasari terlebih dahulu berkompetisi di kejuaraan pelajar tingkat provinsi, nasional lalu ke kompetisi daerah yang tidak berbatas umur sebelum menuju Peparnas 2024.
“Ketika memutuskan Vitasari ikut Peparnas, kami pun memanggilnya ke pelatda (pemusatan latihan daerah-red),” tutur Winarno.
Di pelatda yang berlangsung selama enam bulan itulah NPCI Jateng lebih fokus dalam mengasah performa Vitasari. Setiap hari, Vitasari dan para atlet para-atletik lain wajib menjalani latihan pada pagi dan sore, kecuali Sabtu yang hanya pagi hari dan Minggu libur.
Sebelumnya Indonesia, punya atlet di cabang serupa hanya saja di sektor putra yakni atlet kelahiran Purwokerto, Sapto Yogo Purnomo, yang namanya sangat harum di kancah para-atletik dunia.
Sapto Yogo merupakan peraih medali perunggu Paralimpiade 2020 dan perak Paralimpiade 2024 di nomor lari 100 meter T37 putra. Dia juga pemegang lima medali emas di Asian Games, enam medali emas ASEAN Para Games dan satu medali emas Kejuaraan Dunia Penyandang Disabilitas tahun 2023. (wib)